7 Fakta Kapal Selam Titanic, Tak Terlacak Radar & Rongsokan

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
26 June 2023 11:30
Kapal selam Titan, yang dioperasikan oleh OceanGate Expeditions untuk menjelajahi reruntuhan SS Titanic yang tenggelam di lepas pantai Newfoundland, menyelam dalam sebuah foto tak bertanggal. (OceanGate Expeditions/Handout via REUTERS)
Foto: Kapal selam Titan, yang dioperasikan oleh OceanGate Expeditions untuk menjelajahi reruntuhan SS Titanic yang tenggelam di lepas pantai Newfoundland, menyelam dalam sebuah foto tak bertanggal. (via REUTERS/OCEANGATE EXPEDITIONS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapal selam wisata Titanic, Titan akhirnya ditemukan. Setelah menghilang pada hari Minggu (18/6/2023), kapal ditemukan dalam bentuk puing-puing pada Kamis (22/6/2023).

Kelima penumpang yang ikut dalam ekspedisi itu dinyatakan meninggal. Termasuk CEO OceanGate, perusahaan yang mengoperasikan Titan, Stockton Rush yang bertugas mengemudikan Titan.

Selama hilang, muncul sejumlah fakta mengejutkan terkait kapal Titan. Banyak klaim mengejutkan soal keamanan kapal tersebut.

Selain itu juga ada beberapa fakta soal bagaimana kapal dibangun dan dioperasikan.

Berikut 4 fakta yang dirangkum CNBC Indonesia, Senin (26/6/2023):

1. Bekas pesawat Boeing

Pemimpin redaksi Travel Weekly Arnie Weissmann mengklaim Rush mengatakan Titan menggunakan barang bekas. Material serat karbon untuk lambung kapal disebut berasal dari Boeing.

[Urusan] keselamatan cuma membuang-buang [waktu]CEO OceanGate Stockton Rush

Material Boeing itu dihargai murah dan sudah melewati umur simpan pesawatnya. "dia mendapatkan serat karbon yang digunakan untuk membuat Titan dengan diskon besar dari Boeing karena sudah melewati masa pakainya untuk digunakan di pesawat terbang," tulis Weissmann, sebagaimana dikutip oleh Insider.

Weissman sebenarnya calon penumpang Titan pada Mei lalu. Namun akhirnya perjalanan dibatalkan karena faktor cuaca.

2. Tak terlacak radar dan GPS

Pencarian di dalam air cukup rumit dan berbeda saat mencari di daratan maupun udara. Tim pencari tidak bisa mengandalkan radar dan GPS seperti biasanya.

Air dan udara merupakan media yang berbeda. Air memiliki tingkat kepadatan molekuler lebih tinggi dari udara, yang membuat GPS dan radar tidak berfungsi karena terhalang dan terserap molekul.

Sebagai gantinya adalah menggunakan gelombang suara atau sonar. Sistem ini memiliki frekuensi rendah. Sonar akan memantul pada obyek dan menciptakan gema untuk bisa menemukan obyek yang hilang dalam air.

3. Dikendalikan joystick murahan

Foto yang disediakan oleh OceanGate Expeditions ini menunjukkan sebuah kapal selam bernama Titan yang digunakan untuk mengunjungi lokasi reruntuhan Titanic. Berpacu dengan waktu di laut lepas, armada kapal dan pesawat internasional yang terus bertambah mencari kapal selam yang hilang di Atlantik Utara saat membawa lima orang ke bangkai kapal Titanic pada Selasa, 20 Juni 2023. (OceanGate Expeditions via AP)Foto yang disediakan oleh OceanGate Expeditions ini menunjukkan sebuah kapal selam bernama Titan yang digunakan untuk mengunjungi lokasi reruntuhan Titanic. Berpacu dengan waktu di laut lepas, armada kapal dan pesawat internasional yang terus bertambah mencari kapal selam yang hilang di Atlantik Utara saat membawa lima orang ke bangkai kapal Titanic pada Selasa, 20 Juni 2023. (OceanGate Expeditions via AP)

Penumpang Titan diketahui harus membayar mahal hingga US$250 orang per orang (Rp 3,7 miliar) untuk ikut perjalanan tersebut. Namun ternyata alat pengendali kapal tak sebanding dengan harga yang dikeluarkan.

Titan menggunakan joystick game merek Logitech F710 keluaran 2010, dengan harga US$ 30 atau setara Rp 448.000-an. Ini diketahui dalam sebuah tayangan CBS Sunday Morning, yang memperlihatkan kontroler game dan sebuah layar komputer digunakan dalam kapal selam tersebut.

4. Ditemukan dalam sudah jadi puing

Saat ditemukan, Titan ditemukan dalam bentuk beberapa puing di dasar laut berjarak 1.600 kaki (488 meter) dari haluan Titanic dan 2,5 mil (4 km) di bawah permukaan.

Sebenarnya kapal selam dirancang tahan pada tekanan sangat kuat. Namun bisa saja terjadi kerusakan yang memicu kapal meledak, seperti kebocoran atau masalah listrik korslet.

Sebagai informasi di lokasi bangkai Titanic, kedalaman 3.800 meter, tekanannya mencapai 6.000 PSI atau 400 kali lebih tinggi dari permukaan.

5. Hancur lebur karena air

Ketika sebuah kapal selam meledak ke dalam, badannya akan hancur dengan sendirinya berkat tekanan air yang sangat tinggi. Di lokasi bangkai kapal Titanic dengan kedalaman 3.800 meter, tekanannya mencapai 6.000 PSI atau 400 kali lebih tinggi ketimbang tekanan di permukaan.

Sebenarnya, tiap kapal selam sudah dirancang untuk tahan terhadap tekanan yang sangat kuat. Namun, jika terjadi kerusakan pada kapal, bisa jadi kebocoran memicu kapal meledak ketika mendapat teknanan tinggi.

Selain itu, listrik yang korslet juga bisa menyebabkan terjadinya kecacatan pada kapal selam, sehingga memicu terjadinya ledakan pada tekanan ekstrem.

"Insiden ini bisa terjadi sangat cepat," kata Stefan William, profesor robotik bawah laut dari University of Sydney, dikutip dari Insider, Jumat (23/6/2023).

6. Peringatan mantan pegawai

Pada 2018, direktur operasi maritim OceanGate dipecat setelah membocorkan soal permasalahan keselamatan kapal selam wisata Titanic yang diberi nama Titan. Menurut aduan tersebut, perusahaan bisa "menempatkan penumpang dalam bahaya ekstrem di kapal selam eksperimental."

Direktur bernama David Lochridge tersebut melaporkan masalah keselamatan tersebut ke Adminitrasi Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja. Ia membeberkan kecemasannya atas kekuatan haluan Titan dan membocorkan bahwa kapal selam tersebut tidak melalui uji coba keselamatan standar.

Lochridge menulis laporan yang sangat menyudutkan Titan. Menurut New York Times, Lochridge mengatakan, "kendaraan tersebut butuh uji coba dan menekankan potensi bahaya ke penempang Titan di kedalaman ekstrem."

Haluan kapal selam Titan, menurut Lochrdige, hanya tersertifikasi hingga kedalaman 4.200 kaki (sekitar 1,2 kilometer) padahal bangkai Titanic ada di kedalaman 13.000 kaki (hampir 4 kilometer).

Lochridge kemudian dipecat setelah mengungkapkan kecemasannya. OceanGate juga menuntut Lochridge dengan tuduhan melanggar kontrak kerja dengan mengungkapkan fakta soal perusahaan.

7. Pencipta kapal selam arogan

Menurut catatan Insider, OceanGate didirikan oleh Stockton Rush pada 2009 dan berbasis di Washington Amerika Serikat (AS). Pria 61 tahun itu juga diketahui menjabat sebagai CEO dan menjadi salah satu 5 penumpang dari kapal yang dinyatakan tewas pada Kamis (23/6/2023) waktu setempat.

Fokus OceanGate adalah meningkatkan akses pada laut dalam dengan inovasi pada kapal selam berawak generasi berikutnya dan platform peluncuran, dikutip Kamis (22/6/2023).

Stockton Rush, CEO ekspedisi OceanGate salah satu penumpang dalam kapal selam wisata ekspedisi bangkai Titanic yang hilang kontak. (File Foto - REUTERS/Shannon Stapleton)Foto: Stockton Rush, CEO ekspedisi OceanGate salah satu penumpang dalam kapal selam wisata ekspedisi bangkai Titanic yang hilang kontak. (File Foto - REUTERS/Shannon Stapleton)

Perusahaan itu dilaporkan memiliki 47 karyawan pada April lalu. Berdasarkan laporan Pitchbook, OceanGate telah mengumpulkan pendanaan sebasar US$36,81 juta (Rp 550,5 miliar).

Pada tahun yang sama, beberapa tokoh di industri kapal selam juga memperingatkan tentang standar keselamatan Titan.

"Pendekatan eksperimen yang digunakan oleh OceanGate bisa berbuah hasil negatif [dari minor hingga bencana] dengan konsekuensi yang serius untuk seluruh pihak di industri [kapal selam]," seperti ditulis dalam surat dari Masyarakat Teknologi Maritim.

Surat tersebut ditandatangani oleh 38 orang, semuanya adalah anggota komite Kendaraan Bawah Laut Berawak dan dikirim ke CEO OceanGate Stockton Rush, salah satu dari 5 penumpang Titan yang semuanya telah dinyatakan tewas.

Mereka juga menyatakan konten pemasaran OceanGate "menyesatkan" karena mengklaim Titan memenuhi standar keselamatan tertentu. Faktanya, perusahaan tersebut tidak punya rencana untuk mengizinkan pemeriksaan keselamatan atas Titan.

Setelah menerima surat tersebut, Rush menelepon komite tersebut dan menyatakan standar industri adalah penghambat inovasi. Rush sebelumnya pernah mengatakan kepada CBS, "[urusan] keselamatan cuma membuang-buang [waktu]."



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lihat Sendiri Bangkai Kapal Titanic, Siaran Mulai Sekarang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular