Cerita Lengkap Startup Rp330 T Goyang, Pernah Gaet Messi

Redaksi, CNBC Indonesia
26 June 2023 10:20
PHK Startup Terjadi Lagi, dari Shopee Hingga Unicorn Xendit!
Foto: Ilustrasi startup unicorn/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Startup raksasa India, Byju, sedang tertimpa banyak masalah. Perusahaan edtech yang valuasinya mencapai US$ 22 miliar (sekitar Rp 330 triliun) ini ditinggal investor kakap dan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atas ribuan pegawai. Ada gonjang-ganjing apa?

Byju kerap disebut sebagai startup paling sukses asal India. Dalam ronde pendanaan pada 2022, investor dikabarkan bersedia membeli saham Byju dengan valuasi perusahaan US$ 22 miliar atu sekitar Rp 330 triliun.

Lonjakan valuasi Byju didorong oleh popularitas berbagai produk konten belajar dan kelas online mereka di Asia Selatan dan Timur Tengah.

Namun, sejak saat itu, masalah terus menghantui Byju. Perusahaan yang didirikan oleh Byju Raveendran ini berulang kali mengurangi jumlah pegawainya. Terakhir, perwakilan investor kelas kakap kompak hengkang dari dewan komisaris Byju.

Berikut adalah penjelasan lengkap soal permasalahan yang dihadapi Byju, seperti dikutip dari Reuters:

Alasan Deloitte hengkang, komisaris mundur

Dalam surat kepada dewan komisaris Byju, konsultan akuntansi Deloitte menyatakan bahwa mereka mundur sebagai auditor eksternal. Alasan mereka, Byju tak kunjung menerbitkan laporan keuangan tahunan tahun lalu, yaitu periode finansial yang berakhir pada 31 Maret 2022.

Menurut Deloitte, pendiri Byju dan bos perusahaan lain juga belum memberikan dokumen keuangan yang dibutuhkan untuk proses audit meskipun sudah terus menerus disurati.

Tahun lalu, Deloitte setuju memberikan persetujuan atas laporan keuangan Byju periode 2020-2021 setelah meminta beberapa perubahan dalam pencatatan pendapatan.

Berbarengan dengan Deloitte mundur, tiga anggota komisaris Byju mundur yaitu perwakilan Peak XV Partners (Sequoia Capital India), Prosus, dan Chan Zuckerberg Iniatiatives. Kini, anggota dewan komisaris Byju hanyalah sang pendiri, istri, dan adiknya.

Byju startup di bidang apa?

Byju mengklaim mereka adalah perusahaan teknologi pendidikan terbesar dunia. Produk yang ditawarkan perusahaan adalah bimbingan belajar online untuk murid sekolah, antara lain, di bidang studi matematika, fisika, dan kimia.

Bisnis Byju meledak selama pandemi Covid-19 dan mendongkrak valuasi perusahaan lebih dari empat kali lipat, dari yang sebelumnya "hanya" US$ 5 miliar menjadi US$ 22 miliar pada 2022.

Byju juga menyediakan kelas offline untuk penggunanya, serta program MBA untuk golongan profesional dan pelajar asal AS. Menurut Byju, sekitar 150 juta pelajar di seluruh dunia adalah pengguna platformnya.

Investor kakap, masalah hukum

Seperti perusahaan edtech lainnya, pertumbuhan Byju mandek setelah pandemi reda sehingga murid bisa kembali belajar tatap muka. Dalam beberapa pekan terakhir, Byju melakukan PHK atas ribuan pegawai.

Pemodal startup kelas kakap global juga memegang saham Byju, termasuk General Atlantic, Tiger Global, Blackstone, dan Blackrock. Untuk menarik pengguna, Byju juga sempat menggaet pemain sepak bola Lionel Messi dan bintan Bollywood Shahrukh Khan sebagai brand ambassador.

Gonjang ganjing di perusahaan membuat investor memangkas valuasi mereka atas saham Byju. Blackrock diketahui memangkas valuasi mereka atas Byju lebih dari 60 persen menjadi US$ 8,2 miliar.

Selain itu, Byju juga berurusan dengan kreditur di Amerika Serikat terkait restrukturisasi pinjaman senilai US$ 1,2 miliar.

Identitas pendiri Byju

Byju didirikan dan dipimpin oleh Byju Reveendran, seorang insinyur software, dan istrinya, Divya Gokulnath.

Kedua orang tua Reveendran adalah guru. Ia memulai Byju pada 2011 berdasarkan pengalamannya kerja sampingan mengajarkan matematika ke teman-temannya. Aplikasi Byju diluncurkan pada 2015.

Byju bela diri

Byju berulang kali harus membela diri dari kritikan soal praktik dan bisnis mereka, dengan menyatakan bahwa mereka terus berusaha memperbaiki pengelolaan perusahaan.

Perusahaan juga berulang kali menyatakan bahwa langkah Blackrock memangkas valuasi tidak berdampak besar, karena investor tersebut hanya memiliki 1 persen dari total saham beredar. Soal PHK, Byju menyatakan bahwa mereka kini mulai merekrut pegawai lagi setelah melalui PHK besar-besaran.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Startup Rp 330 Triliun Ditinggal Investor, Muak Dibohongi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular