
Grab Holdings Restrukturisasi untuk Kompetisi Jangka Panjang

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa ride-hailing asal Singapura, Grab Holdings, resmi mengumumkan adanya perampingan organisasi yang berdampak pada sekitar 1000 orang, pada Selasa (20/6/2023). Hal tersebut diumumkan Chief Executive Officer Grab, Anthony Tan lewat sebuah pesan yang disampaikan perusahaan kepada para karyawannya.
Dalam pesan tersebut Anthony mengungkapkan bahwa ini adalah keputusan sulit yang harus diambil pihaknya, karena tuntutan masa depan perusahaan. Adapun perampingan ini, kata dia, bukan sebagai jalan pintas menuju profitabilitas.
Hal itu terlihat dari pencapaian Grab yang selama dua tahun terakhir konsisten mengelola biaya di semua area operasional dan dalam meningkatkan efisiensi platform. Sebagai hasilnya, pendapatan Grab meningkat setiap kuartal sejak kuartal pertama 2022.
Artinya dengan atau tanpa perampingan ini, Grab lanjutnya, telah berada di jalur tepat untuk mencapai titik impas (break even point) Group Adjusted EBITDA tahun ini.
Dia menambahkan fokus perusahaan ke depan adalah melakukan adaptasi mengingat perubahan terjadi sangat cepat.
"Teknologi seperti Generative AI terus berevolusi dengan luar biasa cepat. Biaya modal mengalami peningkatan, yang berdampak langsung pada lanskap persaingan," ungkap Anthony.
Untuk dapat mengoptimalkan peluang-peluang secara efektif, kata dia, pihaknya perlu memadukan skala yang dimiliki melalui eksekusi yang gesit dan penyediaan layanan dengan biaya yang seefisien mungkin. Sehingga perusahaan dapat secara berkelanjutan menyediakan layanan terjangkau, memperluas penetrasi pasar, serta melayani mitra pengemudi dan merchant dengan lebih baik.
"Karena inilah selama setahun terakhir ini kita mempertajam fokus. Kami yakin bahwa perubahan mendasar di model operasional dan struktur pembiayaan dibutuhkan untuk dapat tetap kompetitif dalam jangka waktu yang lebih panjang," tambah dia.
Dia menambahkan, tujuan utama langkah ini adalah melakukan reorganisasi agar dapat bergerak lebih cepat, bekerja lebih cerdas, dan melakukan pemerataan ulang semua sumberdaya di portfolio. Hal ini pun sejalan dengan strategi jangka panjang perusahaan.
Kendati demikian, Anthony menjelaskan, berbagai dukungan dari perusahaan pun tetap diberikan bagi mereka yang terdampak. Dukungan itu meliputi finansial, profesional, dan medis, diantaranya:
● Pembayaran tunjangan pengakhiran hubungan kerja berdasarkan hitungan jumlah yang lebih besar diantara setengah bulan gaji untuk setiap 6 bulan masa kerja yang telah diselesaikan atau berdasarkan pedoman perundang-undangan setempat;
● Pembayaran goodwill berupa bonus/insentif dan/atau ekuitas (saham) yang seharusnya didapat akan tetap diberikan;
● Pencairan cuti tahunan yang belum digunakan serta GrabFlex yang belum terpakai;
● Perpanjangan asuransi kesehatan dengan cakupan penuh berlaku sampai akhir tahun, sesuai dengan ketentuan dan syarat perusahaan asuransi setempat;
● Pencairan cuti hamil/melahirkan terhitung sejak tanggal terakhir bekerja bagi personil wanita yang sedang hamil atau pria dengan istri yang sedang hamil;
● Bonus bagi yang perannya dibutuhkan selama masa transisi;
● Dukungan keberlanjutan individu dan dukungan transisi karir berupa 1 tahun LinkedIn Premium untuk berjejaring, peluang karir dan talent directory, 1 tahun akses LinkedIn Learning untuk pengembangan individu, serta dukungan berupa sesi pembinaan transisi karier dengan profesional berpengalaman;
● Dukungan psikologis berupa perpanjangan akses Grabber Assistance Programme hingga akhir tahun ini;
● Dukungan repatriasi (bagi Grabbers yang memiliki izin kerja di negara lain);
● Opsi untuk memiliki laptop yang sebelumnya digunakan oleh Grabbers terkait.
"Mengetahui bahwa ini adalah langkah yang harus diambil tidak menghapus kesedihan yang saya rasakan. Bagi Grabbers yang akan berpisah dengan kita, saya ucapkan terima kasih atas waktu dan kontribusi yang diberikan," pungkas dia.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonom ke Grab-Gojek-Maxim: Ojol Jangan Dilarang Kerja Dobel!