
Hewan Ini Paling Rajin Masturbasi, Ahli Biologi Penasaran

Jakarta, CNBC Indonesia - Selain manusia, mamalia yang paling sering masturbasi adalah primata. Penelitian ahli biologi menemukan alasan yang membuat primata seperti kera dan monyet rajin mencari kepuasan sendiri lewat masturbasi.
Laporan penelitian yang dipublikasikan di Proceedings of the Royal Society B menegaskan bahwa penelitian soal alasan masturbasi tidak bisa menyertakan "rasa kenikmatan" sebagai salah satu faktor. Alasannya, kenikmatan "tidak terkait langsung dengan potensi bertahan hidup, bahkan membuat mitra reproduksi terpinggirkan selagi memakan waktu, perhatian, dan energi."
Singkatnya, jika pelaku masturbasi melakukannya untuk alasan evolusi, primata yang sering masturbasi seharusnya lebih sulit "mengoper" gen-nya ke generasi selanjutnya. Kenyataannya, perilaku masturbasi masih terus berlangsung dari generasi ke generasi.
Tinjauan pustaka dari laporan penelitian memaparkan beberapa penjelasan. Salah satu hipotesis menyatakan bahwa masturbasi meningkatkan peluang pembuahan karena membuang sperma yang sudah "usang" sehingga tersisa sperma yang "segar" untuk pasangan seksual.
Hipotesis lainnya terkait kecepatan hubungan seksual. Jantan yang tidak dominan di kelompoknya, harus secepat mungkin "menyelesaikan" hubungan seks dengan betina. Dengan masturbasi terlebih dulu, primata jantan bisa mempercepat proses sebelum diganggu pejantan dominan.
Lalu ada hipotesis soal perilaku masturbasi primata betina. Perasaan terangsang secara biologis mengubah tingkat pH di kanal vagina, sehingga meningkatkan potensi inseminasi. Salah satu hipotesis mengaitkan perilaku masturbasi primata betina setelah hubungan seks, untuk memastikan pejantan mana yang menjadi ayah dari anaknya. Apalagi, di kelompok primata yang betinanya tidak bebas memilih pasangan.
Lalu, ada hipotesis lain yang mengaitkan masturbasi dengan penurunan peluang penularan penyakit menular seksual.
Namun, banyak juga peneliti yang menyatakan masturbasi tidak harus terkait keuntungan evolusi. Bisa saja, masturbasi hanya hasil sampingan dari kenikmatan berhubungan seks.
Walaupun hipotesis melimpah, tim peneliti yang dipimpin oleh Matilda Brindle dari University College London, seperti dikutip dari IFL Science, menyatakan belum ada riset komparatif yang sistematik untuk perilaku masturbasi.
Karena itu, Brindle dan tim melakukan riset literatur terhadap 264 laporan penelitian dan menyebar kuesioner ke 150 ahli primata dan penjaga kebun binatang.
Meskipun belum bisa membuktikan satu alasan yang pasti, penelitian Brindle menghasilkan banyak data soal perilaku ini. Contohnya, hipotesis bahwa perilaku masturbasi lebih banyak ditemukan di lingkungan hewan yang betina memiliki banyak pasangan daripada yang monogami.
Temuan lain adalah masturbasi ditemukan hampir di semua jenis kera dan monyet. Kemungkinan perilaku ini turun dari nenek moyang semua jenis monyet dan kera.
Perilaku masturbasi di primata selain kera dan monyet lebih beragam. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku masturbasi mulai diadopsi setelah nenek moyang primata membentuk cabang dengan nenek moyang lemur dan kukang.
Satu temuan lain adalah perilaku masturbasi lebih banyak ditemukan di primata jantan daripada betina. Namun, Brindle menegaskan bahwa temuan ini kemungkinan besar karena, "Masturbasi di primata betina lebih susah dikenali daripada jantan yang masturbasi."
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]