Heboh Burung Beracun Berkeliaran di Indonesia, Ini Dampaknya

Redaksi, CNBC Indonesia
16 August 2025 13:45
Burung Whistlers. (Tangkapan Layar IFLscienceJerry Oldenettel via flickr)
Foto: Burung Whistlers. (Tangkapan Layar IFLscienceJerry Oldenettel via flickr)

Jakarta, CNBC Indonesia - Burung Pitohui yang merupakan burung endemik Papua memikat para pakar biologi untuk melakukan penelitian. Salah satu yang terpincut ialah Kasun Bodawatta dari Universitas Copenhagen.

Bodawatta mengatakan, burung Pitohui merupakan burung paling beracun di dunia. Ia bahkan sempat terpapar racun burung itu saat mengambil sampelnya, dengan ditandai keluarnya air mata.

"Orang berpikir saya sedang sedih dan tertekan dalam ekspedisi karena melihat saya mengeluarkan air mata. Hidung saya juga berair," kata Bodawatta, dikutip dari IFLscience, Sabtu (16/8/2025).

"Padahal, saya hanya duduk sambil mengambil sampel burung Pitohui, burung paling beracun di planet," tegasnya.

Sebagai hewan endemik, burung Pitohui hanya bisa ditemukan di hutan Papua. Burung itu juga kerap disebut regent whistler (pachycephala schlegelii).

Selain Pitohui, ada juga jenis burung lonceng rufous-naped (Aleadryas rufinucha) yang ditemukan mengandung racun.

Keduanya menyimpan jenis neurotoxin bernama batrachotoxin yang paling berbahaya. Neurotoxin merupakan racun yang mampu membuat mata manusia berair, mirip seperti efek memotong bawang.

Peneliti mengatakan batrachotoxin yang ditemukan dalam 2 spesies burung di Papua berasal dari makanan yang dikonsumsi di hutan. Namun, dampaknya bukan pada burung melainkan yang berkontak dengan salah satu bagian burung.

Saat memakannya, para burung tidak sakit ataupun mati. Racun masuk ke dalam bulu dan menyatu. Namun jika dikonsumsi manusia, maka racun bisa menyebabkan kematian.

Menurut penuturan penduduk lokal, memakan daging kedua jenis burung itu atau hanya memegangnya akan membuat badan terasa dibakar.

Racun tersebut akhirnya seperti senjata yang dapat melindungi para burung dari serangan para predator.

Untuk itu, hati-hati jika bertemu dengan Pitohui atau burung lonceng di Papua.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wilayah RI Terbelah Menjadi Dua, Peneliti Ungkap Faktanya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular