Awas Boncos, Ini Tips Jadi Lender Pinjol Biar Cuan Besar

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Jumat, 09/06/2023 07:35 WIB
Foto: Sederet Alasan OJK Segera Cabut Moratorium Izin Pinjol (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemberi pinjaman online (pinjol) yang disebut sebagai lender perlu kiat khusus untuk bisa aman saat berinvestasi. Yakni menjadi investor yang paham dengan keadaan industri pinjol.

Triyono, Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan ada investor yang ingin coba-coba saja. Penyebabnya karena mereka tergiur tawaran pengembalian dana yang besar.

Namun sebenarnya investor tersebut tidak paham dengan fundamental yang ada. Triyono mengatakan masalah pembiayaan bakal jadi tanggung jawab mereka sendiri.


"Tapi tidak paham kalau sudah masuk ke pembiayan yang bermasalah itu akan jadi tanggung jawab lender sendiri," kata Triyono, di Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Dia meminta untuk investor memahami risiko saat meminjamkan uangnya. Termasuk memiliki penilaian berlapis sebelum memberikan dana.

Setelah dilakukan penilaian dan merasa tidak cocok, investor tidak akan masuk. Namun kalau cocok harus setuju dengan syarat dan kondisi yang ada saat peminjaman.

"Kalau enggak cocok enggak akan masuk, kalau cocok baru akan masuk. Artinya begitu masuk sudah commit dengan term and condition," jelasnya.

Saat risiko terburuk terjadi, yakni pinjaman macet, investor harus tahu apa yang dilakukan. Yakni menghubungi pihak platform dan melakukan restrukturisasi aset. 

"Menghubungi perusahaan untuk dibantu komunikasi dengan nasabah [yang bermasalah pinjamannya] tersebut," kata Triyono.

Triyono menambahkan, "kemudian kalau memang punya aset, restrukturisasi aset."

Ketua Asosiasi Fintech Indonesia Pandu Patria Sjahrir menjelaskan bahwa investasi lewat pinjol punya risiko yang sama seperti investasi lainnya. Pemberi pinjaman harus bisa melakukan kajian risiko atas investasi mereka.

"[Ada yang minta] pinjam Rp 1 juta atau Rp 10 juta rupiah. [Investor] masukin 12-15 perusahaan. Ada saja 1 yang ga berhasil. Lihat net return ke saya," katanya.

Kemudian, dia menyarankan agar lender memilih instrumen yang ratingnya paling tinggi untuk mencari imbal hasil paling baik. Investasi di pinjol yang menawarkan pengembalian lebih tinggi tidak masalah, asal investor yakin dengan keamanan di platform.

Bagaimana mendapatkan yield 15 persen, 20 persen pasti secure. Kalau di Bank 5% platform 8-9-10 persen, selama secure ini why not?"


Saksikan video di bawah ini:

Video: Gak Cuma Biaya, Ini Penghambat Adopsi AI-Big Data di Fintech