
'Bom' Baru AS Bikin China Keok, Jepang-Australia Ikutan

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) bersiap melempar 'bom' baru ke China di sektor teknologi. Pekan ini, Jepang mengumumkan telah bergabung dengan AS dan Australia dalam kesepakatan kerja sama senilai US$ 95 juta.
Program trilateral ini akan menghubungkan kabel bawah laut sepanjang 2.250 kilometer di area Micronesia. Mulai dari Kosrae hingga Tarawa.
Tujuannya untuk mengalirkan konektivitas jaringan di wilayah Indo-Pasifik. Wilayah ini merupakan sasaran ekspansi China untuk menyebarkan pengaruhnya.
Jepang, AS, dan Australia, bersama-sama ingin menekan pengaruh China di wilayah Indo-Pasifik melalui kerja sama dengan pulai-pulau Pasifik.
Ketiga negara sudah mulai menggelar survei dan merancang desain untuk pembangunan projek kabel bawah laut tersebut, dikutip dari AP, Kamis (8/6/2023).
Proyek ini ditargetkan rampung pada 2025 mendatang. Beberapa saat lalu, ketiga negara bersama dengan India sudah mendiskusikan pentingnya pembangunan kabel bawah laut. Ini adalah infrastruktur krusial yang menjadi fondasi konektivitas internet cepat.
"Keamanan dan konektivitas digital yang mumpuni adalah hal terpenting," kata Senior Official Biro Asia Timur Departemen AS.
"AS sangat bersemangat untuk mengambil peran dalam proyek yang membuat wilayah-wilayah kita makin dekat," ia melanjutkan.
NEC Corp. yang memenangkan tender pengadaan kabel laut ini menjanjikan konektivitas yang cepat dengan kualitas tinggi untuk mengamankan komunikasi antar-masyarakat, bisnis, serta pemerintah di wilayah Indo-Pasifik.
Dengan begitu, pengembangan ekonomi pun bisa digenjot. Menurut Director General dari Biro Kerja Sama Internasional Kementerian Luar Negeri Jepang, Kazuya Endo, kabel bawah laut akan menghubungkan 100.000 orang di tiga negara Pasifik.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Amerika 'Mengalah' ke China, Korsel dan Taiwan Boleh Lega