Bumi Bolong 10.000 Meter Dilubangi China, Cari Harta Karun
Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen minyak terbesar China dikabarkan mulai mengebor lubang di Gurun Taklamakan. Pengeboran tersebut diperkirakan mencapai kedalaman lebih dari 10.000 meter.
Lubang bor itu akan menjadi salah satu yang terdalam yang pernah ada, dan dapat memberi para peneliti wawasan geologi baru serta akses ke cadangan minyak yang sangat dalam.
Menurut kantor berita pemerintah China Xinhua, China National Petroleum Corporation mulai mengebor lubang itu pada 30 Mei. Laporan itu mengatakan lubang bor sempit dirancang untuk mencapai kedalaman 11.100 meter.
Lubang bor yang terletak di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang di barat laut negara itu, akan menjadi yang terdalam di China dan di antara yang terdalam di dunia.
Sinopec, raksasa migas China yang juga terlibat dalam proyek tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka bertujuan untuk mengebor lubang baru ini - yang disebut Sumur Proyek Deep Earth 1-Yuejin 3-3XC - dalam waktu singkat.
Menurut Bloomberg, rencananya akan mengebor hingga kedalaman maksimum dalam 457 hari. Kantor berita Xinhua mengatakan dasar lubang akan mencapai bebatuan yang terbentuk selama periode Cretaceous, antara 66 juta hingga 145 juta tahun lalu.
Namun, Quanyou Liu dari Universitas Peking di China yang akrab dengan proyek tersebut mengatakan pengeboran akan mencapai lapisan Kambrium yang bahkan lebih tua. Lapisan tersebut terbentuk lebih dari 500 juta tahun yang lalu, yang diyakini beberapa ahli geologi sebagai sumber minyak dan gas di Cekungan Tarim, sebuah ladang minyak utama.
"Tujuan dari pengeboran adalah untuk mengetahui apakah masih terdapat minyak dan gas di kedalaman yang sangat dalam," katanya, dikutip dari Newscientist, Rabu (7/6/2023).
Dalam pidato tahun 2021, Presiden China Xi Jinping menyebut "Bumi yang dalam" sebagai salah satu dari empat perbatasan strategis untuk komunitas ilmiah negara tersebut. Pada saat itu, Yigang Xu dari Chinese Academy of Sciences mengatakan bahwa fokus baru pada eksplorasi geologi terutama didorong oleh kebutuhan China untuk mengurangi ketergantungan pada impor mineral, logam, serta minyak dan gas.
Cekungan Tarim Xinjiang berisi beberapa ladang minyak terbesar dan terdalam China, dan Sinopec telah mengembangkan sumur ultra-dalam lainnya di tempat lain di wilayah tersebut. Ini termasuk ladang minyak dan gas Shunbei, di mana perusahaan mengatakan telah mengebor 49 sumur dengan kedalaman lebih dari 8.000 meter.
Proyek pengeboran juga dapat memberikan wawasan kepada para peneliti tentang geologi unik Cekungan Tarim. Cekungan tersebut mengumpulkan air yang dialirkan dari tiga pegunungan, dan diperkirakan telah terbentuk selama penutupan Samudera Palaeo-Asia lebih dari 200 juta tahun yang lalu.
"Ini sangat mirip dengan proyek pengeboran minyak industri dibandingkan dengan proyek pengeboran ilmiah," kata Edward Sobel dari Universitas Potsdam di Jerman. "Sumur penelitian biasanya berusaha sangat keras untuk tidak menemukan minyak dan gas."
(dem)