Terungkap, Ini Alasan Internet Cuma Cepat di Jawa
Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu masalah telekomunikasi yang masih dihadapi Indonesia adalah ketidakmerataan jaringan. Pemerintah melalui Kementerian Kominfo sudah berupaya membuat program pemerataan, misalnya lewat Palapa Ring dan pembangunan BTS di daerah terpencil.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL), Jerry Mangasas Swandy, ada alasan mendasar kenapa jaringan telekomunikasi yang mumpuni masih terpusat di Jawa.
"Penting ada kolaborasi semua pihak. Bicara Indonesia kita tidak cuma bicara Jakarta. Harus ada roadmap dasar, artinya pelaku industri dilindungi secara Capex (pengeluaran modal) dan Opex (pengeluaran operasional)," kata dia dalam sesi Telco Summit CNBC Indonesia, Selasa (6/6/2023).
Selain itu, ia juga mengatakan perlu ada konsensus untuk aturan main yang seimbang bagi pelaku industri. Dengan begitu, jaringan yang dibangun di berbagai daerah juga terjangkau bagi masyarakatnya.
"Kita nggak bisa sendiri. Harus duduk bareng, penyelenggara jaringan fix, mobile, kementerian terkait, dan industri," ujarnya.
Selain itu, regulator di pusat dan daerah juga harus satu suara untuk mendukung jaringan yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
"Ijin dikeluarkan regulator, tetapi belum ada ketentuan berapa pemain yang diizinkan di satu kota. Bayangkan, 92 [penyelenggara telekomunikasi] ada di Jawa semua. Satu kota dimasuki rata-rata 25 provider," ia menjelaskan.
Dengan adanya area yang padat provider, membuat persaingan tak sehat. Di sisi lain, ada daerah yang minim provider sehingga konektivitasnya timpang.
"Bayangkan, hasil terakhir G20 adalah transformasi digital. Kita dihadapi transformasi digital yg tinggi, ada AI dll. Bayangkan Indonesia nggak siap, uang yg beredar domestik beredar di Amerika, Eropa, yang punya teknologi tinggi," ia menjelaskan.
(fab/fab)