Tragis! Karyawan Raksasa Ecommerce Meninggal Saat Kerja

Redaksi, CNBC Indonesia
Rabu, 24/05/2023 13:00 WIB
Foto: Produk, ditumpuk di rak, terlihat di pusat pemenuhan Amazon di Baltimore, Maryland, AS, 30 April 2019. REUTERS / Clodagh Kilcoyne / File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang pegawai Amazon ditemukan tewas di gudang milik raksasa e-commerce tersebut yang terletak di Fort Wane, Indiana, Amerika Serikat.

Ia adalah Caes Gruesbeck, pria berusia 20 tahun yang sehari-hari bekerja di fasilitas gudang Amazon. Pada awal Mei lalu, ia sedang memperbaiki sistem konveyor yang tersendat.

Sistem konveyor itu terletak tepat di atas kepalanya. Ia lantas mengoperasikan alat angkutan otomatis alias one-man lift untuk memperbaiki konveyor. Menurut juru bicara Amazon, kepala Gruesbeck terbentur pada sistem konveyor.


Lebih lanjut, juru bicara Amazon memastikan Gruesbeck mengenakan alat pelindung diri sesuai prosedur, termasuk helm keras anti-benturan.

Setelah insiden tersebut, Amazon menghentikan operasionalnya di gudang Fort Wane selama beberapa hari. Karyawan diminta tak ke gudang dan tetap mendapatkan gaji.

Tak puas dengan pernyataan juru bicara Amazon, Lembaga Administrasi Keamanan dan Keselamatan Kerja AS (Osha) melakukan penyelidikan lebih lanjut.

pada 2022 lalu, Osha menemukan lebih dari 1.100 kecelakaan kerja yang fatal akibat kelalaian sistem keamanan perusahaan.

Osha dan Departemen Kehakiman AS saat ini menginvestigasi sejumlah fasilitas gudang Amazon untuk memastikan prosedur keselamatan kerja benar-benar diperhatikan.

Karyawan Amazon Dilarang Bocorkan Bobrok Perusahaan

Seorang pegawai Amazon mengklaim pihak manajemen melarang keras mereka berbicara dengan tim penyidik.

"Mereka [manajemen Amazon] mengatakan siapa pun yang bicara dengan tim investigasi akan dipecat," kata seorang pegawai, dikutip dari TheGuardian, Rabu (24/5/2023).

Ketika ditanya soal arahan agar karyawan bungkam, juru bicara Amazon membantah. Ia sesumbar perusahaan membebaskan karyawannya untuk bersaksi, bahkan di hadapan media.

Sementara itu, sejumlah pegawai Amazon mengatakan telah mengkritisi kondisi kerja di gudang yang dinilai tak aman. Hal tersebut memicu terjadinya kecelakaan kerja, bahkan berakibat fatal seperti yang dialami Gruesbeck.

"One-man lift seharusnya tak berada di bawah sistem konveyor dengan jarak rendah seperti itu," kata salah satu pegawai.

Ia menjelaskan, one-man lift biasanya digunakan untuk membereskan kemasan pada sistem konveyor ketika terjadi kemacetan alat.

"Kami semua memiliki banyak pertanyaan atas insiden ini. Sebagian dari kami masih trauma. Tak ada yang mau kehilangan pekerjaan, tetapi kami sadar sedang bekerja untuk monster," ia menuturkan.

Menanggapi hal tersebut, juru bicara Amazon mengatakan bahwa seluruh pegawai sudah dilatih untuk menggunakan one-man lift dengan benar.

"Para pegawai yang terlatih, termasuk korban kecelakaan yang meninggal, sudah mampu mengoperasikan one-man lift," kata dia.

Kritik lain dari pegawai Amazon adalah soal transparansi perusahaan. Saat kecelakaan ditemukan, Amazon tak memberi tahu pegawai mengenai kondisi sebenarnya.

Pegawai hanya diminta untuk tak datang ke gudang selama beberapa hari karena area sedang ditutup.

"Saya rasa perusahaan tak peduli. Mereka seharusnya memberi tahu keadaan sebenarnya kepada kami," kata seorang pegawai.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center