Jangan Takut! Teknologi TIK Mutakhir Tidak Menyeramkan

dpu, CNBC Indonesia
17 May 2023 11:28
SUQIAN, CHINA - JANUARY 30, 2023 - Illustration: ChatGPT, Suqian, Jiangsu, China, 30 January 2023. ChatGPT has been banned in New York schools. Google, Meta and others are under pressure to speed up AI development and deployment. (Photo credit should read CFOTO/Future Publishing via Getty Images)
Foto: Future Publishing via Getty Imag/Future Publishing

Jakarta, CNBC Indonesia - Praktisi senior Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Indonesia, Sri Safitri dan Cahyana Ahmadjayadi mengungkapkan bahwa masyarakat tak perlu merasa terancam atau takut atas kehadiran teknologi baru seperti kecerdasan buatan, blockchain, komputasi awan, hingga data science. Pasalnya seluruh teknologi tersebut tetap perlu manusia sebagai pengendalinya.

Sri yang juga menjabat sebagai Head of Digital Vertical Ecosystem PT Telkom Indonesia, menuturkan, kecerdasan buatan yang tengah naik daun seperti ChatGPT pun, tetap tidak akan bisa memberikan jawaban yang bagus, menarik, dan praktis apabila yang mengajukan pertanyaan tidak sama bagus.

"Jangan pernah lupakan bahwa rumpun ChatGPT yakni artificial intelligence, itu ada kata art di bagian depannya. Ada kata seninya, dan itu semua hanya akal dan perasaan dari manusia yang bisa mengendalikannya," ujarnya usai merilis buku ABCDX di Jakarta, Senin (15/5/2022).

Sri dan Cahyana sendiri telah merilis buku, "ABCD....X:Xperience Matters, Teknologi untuk Peradaban Digital". Buku setebal 190 halaman dan ber-ISBN 978-623-5466-45-3 itu terdiri atas 7 bab. Diawali dengan pembasan terkait situasi kondisi selepas pandemi, buku kemudian membahas A (Artificial Intellegence), B (Blockchain), C (Cloud Computing), D (Data Science), X (Customer Xperience), serta konklusi-insight.

Menurut Sri, kehadiran aneka teknologi itu harus digenapi sisi pengalaman terbaik bagi masyarakat dengan simplikasi proses bisnis. Negara Timur Tengah seperti Arab Saudi punya Wakil Menteri Bidang CX yang bermakna apapun teknologinya, harus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan publik.

Sementara itu, Cahyana Ahmadjayadi, penulis buku yang pernah menjadi Dirjen Aptika Kementerian Kominfo dan Komisaris PT Telkom juga menambahkan, pengalaman pengguna sangat penting ketika teknologi sudah berkembang menjadi mesin yang bisa belajar (thingking machine).

"Manusia memang ciptaan Ilahi yang berakal, tapi teknologi bisa mempelajari cara berakal dengan kecepatan 100 kali lebih cepat. Karena itu, apapun kecepatan eksponensial teknologi, tetap ujungnya bagaimana pengalaman pengguna dengan itu," pungkasnya.

Disisi lain, Direktur Digital Business PT Telkom Indonesia Fajrin Rasyid mengatakan, ragam dan kecepatan teknologi sangat menarik, namun demikian pihaknya antara bisa membayangkan dan tidak bisa membayangkan bentuk ke depannya.

Apa yang relevan 5-10 tahun lalu, bisa dengan cepat tidak aktual lagi pada hari ini. Pun demikian, pengalaman menunjukkan bahwa profesi tertentu tidak serta merta hilang dengan kehadiran teknologi karena tetap manusia sebagai pengendali arah teknologi.

Rektor Tel-U Prof Adiwijaya mengatakan, spirit konsep Society 5.0 yang banyak diterapkan negara maju, tetap menekankan kehadiran teknologi yang berpusat pada manusia. Sebab, secepat apapun teknologi, dia akan tetap butuh pengendali logika operasional yang bertumpu pada akal manusia.

"Orang belajar akunting di kampus 4 tahun, kemudian katanya digantikan apps. Ini memang keniscayaan, akan tetapi jangan lupa kalau apps tidak akan faham logika dan konteks soal modal bergulir, kapan harus menyertakan modal. Konteks ini hanya dimiliki manusia," pungkasnya.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pentingnya Costumer Experience untuk Perusahaan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular