Pakar Ungkap Alasan Bumi Belum Kiamat, Kapan Jadinya?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
12 May 2023 19:30
Pengunjung melewati kreasi matahari yang diterangi, kedua kanan, ditampilkan dengan kreasi planet lain termasuk bumi, kanan, di jalur cahaya
Foto: Pengunjung melewati kreasi matahari yang diterangi, kedua kanan, ditampilkan dengan kreasi planet lain termasuk bumi, kanan, di jalur cahaya

Jakarta, CNBC Indonesia - Bumi dan 3 planet bagian dalam tata surya, yakni Merkurius, Venus, dan Mars, harusnya sudah bertabrakan satu sama lain. Pasalnya, orbit ketiga planet tersebut kacau.

Namun, 'kiamat' dari tabrakan itu nyatanya belum terjadi. Penelitian yang diterbitkan 3 Mei 2023 lalu di jurnal Physical Review X menjelaskan alasannya.

Katanya, gerakan ketiga planet dibatasi parameter tertentu yang menjadi penghambat kekacauan sistem, dikutip dari Live Science, Jumat (12/5/2023).

Sebagai informasi, planet melakukan tarik menarik gravitasi satu sama lain yang membuat penyesuaian kecil pada planet. Namun, planet di bagian luar dengan ukuran besar akan lebih tahan pada tarikan kecil, jadi bisa mempertahankan orbit yang relatif stabil.

Sebelumnya, pada akhir abad ke-19, ahli matematika Henri Poincare juga meneliti soal gerakan dalam lintasan planet tersebut. Menurutnya, secara matematis mustahil memecahkan persamaan pada gerakan tiga atau lebih obyek yang berinteraksi.

Ini membuat ketidakpastian detil posisi awal dan kecepatan planet membengkak terus-menerus. Artinya ada 2 skenario, yakni keempat planet akan saling bertabrakan atau membelok satu sama lain.

Pada 1989, Jacques Laskar yang merupakan astronom dan direktur peneliti Pusat Penelitian Ilmiah Nasional dan Observatorium Paris beserta timnya menghitung karakteristik waktu Lyapunov. Ini merupakan sebutan untuk dua lintasan dengan kondisi awal hampir identik untuk menyimpang.

Hasilnya, Lyapunov perlu waktu 5 juta tahun. "Artinya Anda kehilangan satu digit tiap 10 juta tahun," ungkapnya kepada Live Science.

Jadi, jika posisi awal planet 15 meter maka 10 juta tahun kemudian menjadi 150 meter. Sementara pada 100 juta tahun, 9 digitnya hilang dan memberikan ketidakpastian 150 juta km atau jarak antara Bumi dan Matahari.

Laskar juga melakukan simulasi lintasan planet bagian dalam selama 5 miliar tahun berikutnya. Hasilnya hanya 1% kemungkinan planet bertabrakan. Lebih lanjut, butuh waktu 30 miliar tahun untuk salah satu planet bertabrakan.


(fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penemuan Baru Planet 'Pembunuh', Nasib Bumi Gimana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular