Internasional

LinkedIn Tutup di China, 700 Pekerja di PHK

sef, CNBC Indonesia
10 May 2023 04:00
FILE PHOTO: The logo for LinkedIn Corporation is shown in Mountain View, California, U.S. February 6, 2013.   REUTERS/Robert Galbraith//File Photo
Foto: LinkedIn (REUTERS/Robert Galbraith)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan jejaring sosial LinkedIn mengumumkan akan menutup layanannya di China, Selasa (8/5/2023). Persaingan sengit dan iklim ekonomi makro yang berat menjadi alasan.

LinkedIn sendiri adalah anak usaha Microsoft. Ini menjadi salah satu dari sedikit perusahaan teknologi AS, yang berhasil mengoperasikan situs media sosial di China, dengan aturan internet dan sensor yang ketat.

Di China, LinkedIn diketahui berubah menjadi versi domestik dengan nama InCareer. Konsepnya tetap sama, di mana profesional lokal bisa mencari dan melamar pekerjaan serta terhubung dengan jaringan".

"Setelah mempertimbangkan dengan hati-hati, kami telah membuat keputusan untuk menghentikan InCareer efektif 9 Agustus 2023," kata platform tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.

"Terlepas dari kemajuan awal kami, InCareer menghadapi persaingan yang ketat dan iklim ekonomi makro yang menantang, yang pada akhirnya membawa kami pada keputusan untuk menghentikan layanan tersebut," kata LinkedIn.

CEO Ryan Roslansky juga mempublikasikan secara online tentang ini. Ia mengatakan langkah tersebut akan memangkas 716 karyawan.

Perusahaan AS pernah mencapai peningkatan pesat di China, diuntungkan dari budaya koneksi atau "guanxi", di mana kontak dan jaringan profesional seseorang merupakan aset penting. Namun, LinkedIn telah terpinggirkan dalam beberapa tahun terakhir karena popularitas aplikasi lokal yang inovatif.

Sebagian besar raksasa internet AS - termasuk Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube - telah lama diblokir di China karena gagal mematuhi peraturan yang ketat dan seringkali tidak jelas. Perusahaan teknologi yang beroperasi di negara tersebut ditekan untuk memblokir konten dan topik yang tidak diinginkan yang dianggap sensitif secara politis atas nama stabilitas sosial.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pendiri LinkedIn, si Kutu Loncat Startup yang Pernah Bertani

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular