8 Startup RI yang Dulu Terkenal Kini Sudah Gulung Tikar
Jakarta, CNBC Indonesia - Tak semua startup bisa bertahan lama. Sejumlah perusahaan rintisan malah tutup karena gulung tikar.
Salah satu alasan keadaan itu terjadi karena pandemi Covid-19 yang menumbangkan pasar. CNBC Indonesia merangkum 8 startup yang harus bernasib buruk dan tutup, Jumat (5/5/2023):
1. Airy Rooms
Airy Rooms berhenti beroperasi sejak 31 Mei 2020, karena kondisi berbeda dari sebelum pandemi. Padahal bisnis hotel agregator sangat baik sebelum Covid-19 muncul.
Louis Alfonso Kodoatie selaku CEO Airy Rooms menjelaskan alasan penutupan perusahaan itu dengan memeprtimbangkan banyak hal. Termasuk karena keadaan pasar yang nyaris tumbang akibat pandemi Covid-19.
2. Fabelio
Startup desain furnitur dan interior itu dinyatakan pailit dar pengumuman di surat kabar berdasarkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, tertanggal 5 Oktober 2022. Keputusan itu mengabulkan putusan pailit pada perusahaan atas nama PT. Kayu Raya Indonesia.
Setahun sebelumnya, pada akhir 2021, Fabelio disebut tidak membayar gaji karyawan sejak Oktober. Selain itu juga disebut belum membayar BPJS Ketenagakerjaan sejak 2020, namun tetap memotong dana dari gaji mereka. Para karyawan dipaksa mengundurkan diri dengan menggunakan anggota organisasi massa tertentu.
3. JD.ID
Setelah sempat melakukan PHK dan langkah efisiensi, JD akhirnya pamit dari Indonesia. E-Cmmerce itu ditutup per 31 Maret 2023, dengan alasan JD.com akan berfokus pada pasar internasional dan membangun jaringan rantai pasok lintas negara.
"Ini adalah keputusan strategis dari JD.COM untuk berkembang di pasar internasional dengan fokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara, dengan logistik dan pergudangan sebagai intinya," kata Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara dalam keterangannya saat itu.
4. Sorabel
Sorabel menutup layanan 30 Juli 2020. Saat itu pihak pimpinan juga menuliskan surat pada seluruh karyawan soal alasan penutupan.
"Oleh karena proses likuidasi yang ditempuh, hubungan kerja harus berakhir di tahap ini untuk semua orang tanpa terkecuali, tepatnya efektif di tanggal 30 Juli 2020. Saya yakin tidak ada satunya pun orang yang berharap hal ini untuk terjadi," tulis surat tersebut.
Kabarnya, Sorabel harus berhenti beroperasi karena kehabisan modal dan kesulitan menggalang pendanaan baru di tengah pandemi.
5. Stoqo
Layanan pemasok bahan makanan segar itu telah menutup layanan pada 22 April 2020. Pandemi juga jadi alasan tersebut.
Sejak berdiri, Stoqo memiliki 250 orang pegawai. Perusahaan didukung oleh sejumlah investor termasuk Alpha JWC Ventures, Mitra Accel, Insignia Ventures Partners dan Monk's Hill Ventures.
6. Qlapa
Tutup pada 2019, dengan alasan tidak bisa bersaing dengan raksasa e-commerce seperti Tokopedia hingga Bukalapak. Qlapa ditutup setelah empat tahun beroperasi.
"Hampir 4 tahun yang lalu, kami memulai Qlapa dengan misi memberdayakan perajin lokal. Banyak pasang surut yang kami alami dalam perjalanan yang luar biasa ini. Kami sangat berterima kasih atas semua tanggapan positif dari para penjual, pelanggan, dan media. Dukungan yang kami terima sangat luar biasa dan membesarkan hati," tulis manajemen Qlapa merilis pernyataan di situs resminya.
7. CoHive
CoHive dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Ini berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Register No: 231/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Jkt.Pst, tertanggal 18 Januari 2023.
Hingga Desember 2023, CoHive telah beroperasi di 30 lokasi dengan total luas area mencapai 60 ribu meter persegi. Lokasinya tersebar di Jakarta, Medan, Yogyakarta, dan Surabaya.
8. Beres.id
Kaodim, startup asal Malaysia mengumumkan menghentikan seluruh operasionalnya pada 1 Juli 2022. Penutupan juga menakup anak usaha di Indoensia, Beres.id.
Kaodim merupakan penyedia marketplace jasa penghubung konsumen dengan penyedia jasa service AC, kebersihan rumah, hingga pekerja konstruksi. Selain Beres.id di Indonesia, . Kaodim juga beropasi di Singapura dan Fillipina.