Kiamat Dokter Makin Nyata Gegara ChatGPT, Cek Bukti Terbaru!

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
03 May 2023 16:40
SUQIAN, CHINA - JANUARY 30, 2023 - Illustration: ChatGPT, Suqian, Jiangsu, China, 30 January 2023. ChatGPT has been banned in New York schools. Google, Meta and others are under pressure to speed up AI development and deployment. (Photo credit should read CFOTO/Future Publishing via Getty Images)
Foto: Future Publishing via Getty Imag/Future Publishing

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa pasien menilai respons ChatGPT lebih berempati dan berkualitas lebih tinggi daripada dokter.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Jama Internal Medicine itu menyebut tim profesional perawatan kesehatan berlisensi diminta untuk menilai tanggapan dari dokter serta ChatGPT.

Mereka menemukan bahwa proporsi tanggapan yang dinilai sebagai "empati" atau "sangat berempati" lebih tinggi ChatGPT daripada dokter. Bahkan chatbot besutan OpenAI itu tampaknya mendapat skor lebih tinggi daripada dokter dalam hal kualitas tanggapan terhadap pasien.

Para peneliti menyarankan bahwa studi lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi apakah chatbot AI seperti ChatGPT dapat digunakan dalam pengaturan klinis untuk membantu mengurangi kelelahan pada dokter dan profesional kesehatan lainnya.

Salah satu penggunaan potensial untuk teknologi ini, misalnya, memiliki draf tanggapan chatbot yang kemudian dapat diedit oleh dokter. Selain itu uji coba acak dapat menilai apakah menggunakan asisten AI dapat meningkatkan tanggapan, menurunkan kelelahan dokter, dan juga meningkatkan hasil pasien.

Namun, para ahli mengingatkan bahwa chatbot tidak dapat menggantikan hubungan manusia dan perawatan yang merupakan bagian penting dari proses kesehatan. Pasien mungkin merasa lebih nyaman menerima saran medis dari chatbot, tetapi bagi banyak pasien, sentuhan manusia merupakan aspek perawatan yang penting, demikian dikutip dari Ubergizmo, Rabu (3/5/2023).

Seorang dokter manusia dapat menyesuaikan bahasa, cara dan pendekatan mereka sebagai respons terhadap isyarat dan interaksi sosial, sedangkan chatbot akan menghasilkan bahasa yang lebih umum tanpa kesadaran akan konteks sosial.

Secara garis besar, penelitian menunjukkan bahwa chatbot seperti ChatGPT mungkin memiliki potensi dalam pengaturan klinis. Tapi tetap penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya dampak AI terhadap pasien dan profesi kesehatan.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Disebut Pembunuh Google, ChatGPT Buatan OpenAI Super Pintar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular