
Alasan Warga RI Ogah Beli HP Baru Terungkap

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat Indonesia enggan membeli HP baru. Ini menjadi salah satu penyebab turunnya pasar smartphone Tanah Air setelah 13 tahun terakhir bertumbuh.
Pasar ponsel pintar Indonesia Indonesia anjlok untuk pertama kalinya pada 2022 sekitar 14,3%. Dalam laporan IDC, daya beli masyarakat terdampak karena adanya inflasi. Khususnya ini terjadi pada masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah yang berfokus untuk memenuhi kebutuhan primernya.
Selain itu, masyarakat juga disebut tengah melakukan pengalihan pengeluaran. Salah satunya sektor transportasi mengingat mobilitas sudah mulai tinggi setelah kasus Covid-19 melandai.
Anjloknya pasar HP Tanah Air juga disebut karena adanya masalah rantai pasokan perangkat. Masalah ini menimpa sektor tersebut pada paruh pertama tahun 2022 lalu.
IDC juga melaporkan jumlah ponsel yang dikirim tahun lalu di Indonesia juga mengalami penurunan. Yakni dari 40,9 juta unit pada 2021 menjadi 35 juta unit tahun lalu.
Untuk tahun 2023, nampaknya pasar smartphone Indonesia bisa sedikit bernapas lega. Dengan skenario positif, Associate Market Analyst IDC Indonesia, Vanessa Aurelia mengatakan kemungkinan akan tumbuh satu digit.
"Skenario yang lebih positif dapat membuka kemungkinan pertumbuhan kecil di angka satu digit, pada saat dunia berjuang melawan inflasi, pergerakan kurs, ketegangan geopolitik, dan kebijakan-kebijakan moneter," jelasnya dalam keterangan resmi.
Namun ini bukan berarti daya beli masyarakat kembali lagi. Dia menyatakan masyarakat masih berhati-hati untuk mengeluarkan pendapatannya membeli smartphone baru.
Vanessa juga menjelaskan ponsel harga murah juga akan tertekan. Sebab masyarakat akan lebih membelanjakan uangnya pada sektor lain.
Sementara itu, sejumlah vendor HP juga disebut akan memperluas portofolio produknya pada kelas atas. Untuk ponsel segmen premium, dia menjelaskan akan lebih tahan banting karena dirasa tahan lama.
"Lain halnya dengan segmen-segmen premium yang diperkirakan lebih tahan banting karena adanya tendensi dari sisi konsumen untuk memiliki smartphone yang lebih tahan lama dan memiliki spesifikasi lebih baik. Di sisi lain, vendor-vendor smartphone juga berfokus untuk memperluas portofolio kelas atas mereka," kata Vanessa.
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Miris! Sudah Diskon Gila-gilaan, Pedagang HP Tetap Gak Laku