
Sudah Menyebar di RI, Cek 3 Fakta Covid Varian Baru Arcturus

Jakarta, CNBC Indonesia - Covid Arcturus sudah masuk ke Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi hal tersebut dan mengatakan sudah ada 7 kasus di Tanah Air.
Arcturus meroket di India dan telah mendorong pejabat kesehatan untuk mewajibkan kembali penggunaan masker.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa 'Arcturus', atau XBB.1.16 seperti yang dirujuk secara klinis, menyebar ke seluruh India.
Meskipun pertama kali terdeteksi pada bulan Januari, penyebarannya telah meningkat dan saat ini sedang dipantau oleh WHO.
Lalu apa yang membedakan Arcturus dengan varian lain, dan apa saja gejalanya?
Berikut 3 fakta Covid Arcturus yang CNBC Indonesia rangkum dari Mirror, Selasa (18/4/2023).
Ada gejala baru
Gejala utama Covid sesak napas dan batuk tetap ada dalam subvarian ini. Namun, sekarang ada kasus konjungtivitis dan mata lengket yang khas pada beberapa anak.
"Ya, memang benar bahwa tampaknya ada peningkatan konjungtivitis pada anak-anak di India, dengan jenis konjungtivitis tertentu yang terkait dengan infeksi virus," kata Dr Stephen Griffin, profesor virologi di University of Leeds.
Namun, dia berkata, "saya pikir perlu ada lebih banyak studi berdasarkan itu, tetapi tentu saja secara observasi tampaknya hal itu terjadi."
Dr Vipin Vashishtha, mantan kepala Komite Imunisasi Akademi Pediatri India, men-tweet bahwa kasus Covid pada anak meningkat untuk pertama kalinya dalam 6 bulan.
Konjungtivitis adalah infeksi mata yang menyebabkan kemerahan, gatal, dan bengkak pada mata. Sebelumnya pernah dilaporkan sebagai gejala Covid, namun tidak sering.
"Munculnya varian baru ini dengan jelas menunjukkan kepada kita bahwa biologi virus itu hidup dan sehat," kata Dr Bharat Pankhania, dosen klinis senior penyakit menular di University of Exeter.
Tidak lebih parah, tapi mudah menular
Dr Griffin mengatakan sejauh ini tidak ada bukti pada mereka yang sudah divaksinasi bahwa varian tersebut menyebabkan penyakit yang lebih parah. Tetapi memang tampaknya memiliki kelebihan lebih gampang menular dibandingkan jenis sebelumnya yang dominan di Inggris.
Menurutnya sangat sulit untuk mengetahui mana yang menjadi dominan dari waktu ke waktu karena mereka semua harus bersaing satu sama lain, serta berkembang.
"Mereka tidak menjadi dominan secepat yang kita lihat di masa lalu, karena ada begitu banyak persaingan varian," kata dia.
Arcturus telah memperoleh banyak mutasi pada pengkodean genetiknya yang membantu meningkatkan kemampuannya untuk menyebar di antara manusia.
Para ilmuwan yang telah mempelajari virus tersebut mengatakan ia mampu menghindari bagian pertahanan imunologi tubuh dan memperkirakannya akan menyebar ke seluruh dunia dalam waktu dekat.
Membuat kembali pakai masker
Dr Griffin mengatakan orang tampaknya telah melupakan protokol kesehatan. Karena varian baru ini, ia menyarankan untuk perlu kembali menggunakan masker dan menjaga kebersihan.
"Kita benar-benar perlu memakai masker filter yang sesuai, meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, dan ventilasi ruangan," ujarnya.
Sementara itu Dr Pankhania yakin umat manusia kini sudah siap menghadapi varian-varian baru. Dan sudah ada langkah-langkah yang bisa diambil dari studi sebelumnya.
"Kita tidak perlu takut bahwa kita memiliki varian baru yang akan menyebabkan kerusakan. Tentu saja, orang yang rentan secara klinis harus berhati-hati," tuturnya.
Tetapi jika varian baru ini bisa melewati semua jenis vaksin, ia mengaku punya solusinya yakni dengan memformulasi ulang vaksin.
Seorang juru bicara Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan: "Tidak mengherankan melihat varian baru SARS-CoV-2 muncul. UKHSA terus menganalisis semua data yang tersedia terkait dengan varian SARS-CoV-2 di Inggris dan luar negeri dan sedang memantau situasi. rapat.
"Vaksinasi tetap menjadi pertahanan terbaik kami melawan gelombang Covid-19 di masa depan, jadi penting bagi orang-orang untuk datang dan mengambil semua dosis yang memenuhi syarat sesegera mungkin."
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid Ngamuk, Ini Rahasia Orang Tak Pernah Terjangkit