FOTO

Kisah Driver Ojol Mulai Mengkhawatirkan Pemasukan

(CNBC Indonesia/Tri Susilo), CNBC Indonesia
Minggu, 16/04/2023 18:45 WIB

Pendapatan terus turun lantaran adanya potongan yang cukup besar yang dilakukan oleh perusahaan aplikasi ride hailing ojek online.

1/8 Ilustrasi aturan baru tarif ojek online. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jumlah driver ojek online (ojol) diprediksi akan mengalami penurunan drastis dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini disebabkan karena faktor pendapatan mereka yang mengalami penurunan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

2/8 Ilustrasi aturan baru tarif ojek online. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pendapatan tersebut turun lantaran adanya potongan yang cukup besar yang dilakukan oleh perusahaan aplikasi ride hailing seperti Gojek maupun Grab. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

3/8 Ilustrasi aturan baru tarif ojek online. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia Igun Wicaksono menilai pemotongan pendapatan yang cukup besar tersebut membuat masyarakat tidak antusias lagi menjadi pengemudi. Kondisi tersebut jauh berbeda dibandingkan 2016 silam, dimana masyarakat berbondong-bondong beralih profesi menjadi driver ojol. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

4/8 Ilustrasi aturan baru tarif ojek online. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Adapun, saat pertama kali muncul pada 2010-2015, penghasilan para pengemudi ojol bisa mencapai Rp 10 juta. Kemudian pada 2016, aplikasi mulai melakukan perekrutan besar-besaran untuk posisi driver. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

5/8 Ilustrasi aturan baru tarif ojek online. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Namun pada 2016-2018, pendapatan para driver mulai menurun hingga 50% dari sebelumnya. Hal ini diperparah dengan keadaan pandemi yang makin memotong pemasukan pengemudi. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

6/8 Ilustrasi aturan baru tarif ojek online. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pada akhir tahun lalu, tarif ojol sendiri telah resmi dinaikkan. Hal ini berdasar pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022 ditetapkan 4 Agustus 2022. Kendati begitu, mitra driver tak merasakan 'cipratan' penambahan pendapatan dari kenaikan tarif itu. Bahkan, pemotongan upah masih terjadi. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

7/8 Ilustrasi aturan baru tarif ojek online. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Ketua Umum Asosiasi Driver Online (ADO) Taha Syafaril mengatakan pengguna ojol kerap berekspektasi layanan ojol meningkat berkat kenaikan tarif. Namun, itu tak bisa terjadi karena para driver empot-empotan kejar target dan tak dapat upah lebih. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

8/8 Ilustrasi aturan baru tarif ojek online. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sementara itu, penelitian Mahasiswa Doktoral London School Economics (LSE), Muhammad Yorga Permana mengungkapkan para ojol berminat untuk beralih profesi menjadi pegawai tetap. Salah satu alasannya karena pendapatan mereka terus mengalami penurunan. Penelitian mencatat penurunan pendapatan terjadi pada 2019. Bonus harian yang ditawarkan aplikasi juga tak lagi menarik sekarang. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)