Bisnis Apple Anjlok, 2 Perusahaan China Kena Getahnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang Q1 2023, Apple melaporkan penurunan pendapatan sebesar 5% secara tahun-ke-tahun (YoY). Lebih spesifik untuk pendapatan iPhone turun sebesar 8%.
Alhasil, Apple dilaporkan terpaksa melakukan PHK skala kecil, hingga menunda beberapa proyek yang sudah direncanakan.
Anjloknya bisnis Apple turut mempengaruhi 2 perusahaan China yang selama ini menjadi pemasok terbesar bagi raksasa Cupertino. Pertama adalah Foxconn yang merupakan vendor perakit iPhone.
Foxconn melaporkan penurunan pendapatan 21% YoY pada pekan lalu. Sejalan dengan itu, TSMC sebagai pembuat chip Apple pun melaporkan pertumbuhan minus 15% YoY.
Penjualan iPhone 14 dan 14 Pro yang tak sesuai ekspektasi berdampak besar bagi Foxconn. Apalagi, lini produksi sempat terhambat karena Covid-19 di China.
Pasalnya, Apple merupakan klien terbesar Foxconn. Sebanyak 80% unit iPhone yang tersebar di seluruh dunia dirakit di pabrik tersebut.
Hal sama dialami TSMC yang sudah lama bermitra dengan Apple soal chipset. Pendapatannya turun menjadi US$ 16,7 miliar. Bahkan, angka itu di bawah prediksi analis.
"Perlambatan di bulan Maret menyebabkan penurunan angka penjualan sebesar 15% dibandingkan tahun lalu," tertera pada keterangan resmi TSMC.
Menurut TSMC, perlambatan bisnis akan terus terjadi selama beberapa kuartal ke depan. Hal serupa diungkap Foxconn.
Perlu dicatat, Apple bukan satu-satunya klien Foxconn dan TSMC. Hanya saja, sebagai pabrikan nomor 1 di dunia, tentu Apple berkontribusi besar pada pemasukan kedua perusahaan China tersebut.
Belakangan dilaporkan pula bahwa Apple akan mengurangi ketergantungannya pada pabrik China. Jika hal ini benar terjadi, maka bisnis Foxconn dan TSMC akan mengalami dampak buruk yang lebih besar.
(tib)