Google Makin Pelit, Karyawan Pakai Laptop Murah-Hemat Selotip
Jakarta, CNBC Indonesia - Google sedang hemat besar-besaran. Karyawan raksasa teknologi itu pun harus ikut irit, mulai dari penggunaan selotip hingga rela menggunakan laptop Chromebook yang harganya murah.
Langkah penghematan Google terungkap dari memo internal CFO Google Ruth Porat yang dilihat oleh CNBC International. Porat mengumumkan pemangkasan insentif bagi seluruh karyawan Google.
"Ini adalah upaya besar, multi-year, adalah [bagian dari] OKR [tujuan dan capaian kunci] perusahaan untuk penghematan yang signifkan," kata Porat.
Salah satu upaya penghematan yang diambil adalah penghentian pergantian alat kerja karyawan, termasuk laptop, komputer desktop, dan monitor. Google juga mengubah frekuensi pergantian peralatan baru.
Pegawai Google yang bukan engineer, tetapi membutuhkan laptop akan menerima Chromebook, yaitu laptop murah yang menggunakan sistem operasi Chrome OS. Biasanya, Google menawarkan perangkat berbagai macam merek termasuk Apple Macbook.
Pegawai Google juga tidak lagi diperbolehkan untuk mencatatkan biaya ponsel jika fasilitas tersebut tersedia secara internal. Mereka juga membutuhkan persetujuan direksi untuk membeli aksesori bernilai lebih dari US$ 1.000.
Selain komputer, Google juga memangkas biaya lain yang mencakup kelas fitnes, pengokot (stapler), hingga selotip.
Menurut surat internal, stapler dan selotip sudah tidak lagi tersedia fasilitas printer di seluruh perusahaan. "Kita diminta untuk menarik seluruh selotip di gedung ini. Jika Anda membutuhkan stapler atau selotip, silakan pinjam ke meja resepsionis."
Langkah penghematan besar-besaran ini adalah bagian dari pemangkasan biaya di seluruh unit bisnis Alphabet, induk usaha Google. Alphabet sebelumnya telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berimbas ke 6% pegawainya atau sekitar 12.000 orang.
CNBC International juga melaporkan bahwa Google menolak membayar sisa uang cuti hamil dan sakit, pegawai yang di-PHK.
Dalam pernyataannya juru bicara Google menyatakan, "Tujuan perusahaan adalah melakukan penghematan signifikan demi pertumbuhan dan efisiensi. Sebagai bagian dari ini, kami menerapkan beberapa perubahan praktis untuk menjaga tanggung jawab kami dalam memelihara seluruh sumber daya kami sambil tetap meneruskan benefit yang terbaik di industri ini."
Juru bicara Google juga menyatakan bahwa perusahaan tetap menyediakan stapler dan selotip untuk seluruh pegawai, tapi menolak memberikan detail.
Under a section titled "Desktops and Workstations," the company said CloudTop, the company's internal virtual workstation, will be "the default desktop" for Googlers.
In February, CNBC reported the company asked its cloud employees and partners to share desks by alternating days and are expected to transition to relying on CloudTop for their workstations.
Google's also cutting some availability of employee services.
"We set a high bar for industry-leading perks, benefits and office amenities, and we will continue that into the future," Porat's email stated. "However, some programs need to evolve for how Google works today."
"These are mostly minor adjustments," stated a separate internal document from the company's real estate and workplace team. The document said food, fitness, massage and transportation programs were designed for when Googlers were coming in five days a week.
"Now that most of us are in 3 days a week, we've noticed our supply/demand ratios are a bit out of sync: We've baked too many muffins on a Monday, seen GBuses run with just one passenger, and offered yoga classes on a Friday afternoon when folks are more likely to be working from home," the document stated.
As a result, Google may close cafes on Mondays and Fridays and shut down some facilities that are "underutilized" due to hybrid schedules, the document states.
As a part of the January U.S. layoffs, the company let go of more than two dozen on-site massage therapists.
Read the full email from Ruth Porat here:
(dem)