Google Panas, Gugat Microsoft ke Uni Eropa Gegara Ini

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
31 March 2023 18:56
FILE PHOTO: The Google logo is seen at the
Foto: REUTERS/Benoit Tessier

Jakarta, CNBC Indonesia - Google menuduh Microsoft melakukan praktik komputasi berbasis cloud yang bersifat anti-persaingan. Raksasa teknologi itu mengkritik kesepakatan yang dibuat Microsoft dengan beberapa vendor cloud Eropa.

Google mengatakan tindakan ini tidak menyelesaikan masalah tentang ketentuan lisensinya. Dalam komentar publik pertama Google Cloud tentang Microsoft dan kesepakatannya di Eropa, Wakil Presiden Google Cloud Amit Zavery mengatakan bahwa perusahaan telah mengangkat masalah ini dengan lembaga anti-monopoli.

Google juga mendesak regulator anti monopoli Uni Eropa untuk melihat lebih jeli lagi.

Sebagai tanggapan, Microsoft mengacu pada posting blog pada Mei tahun lalu di mana presidennya, Brad Smith, mengatakan memiliki posisi nomor dua yang sehat dalam hal layanan cloud, dengan pangsa pasar lebih dari 20 persen dari pendapatan layanan cloud global.

"Kami berkomitmen untuk Komunitas Cloud Eropa dan kesuksesan mereka," kata juru bicara Microsoft, dikutip Jumat (31/3/2023).

Ada persaingan sengit antara dua raksasa teknologi AS ini dalam bisnis komputasi cloud multi-miliar dolar yang berkembang pesat, di mana Google membuntuti pemimpin pasar Amazon dan Microsoft.

Pasar komputasi cloud baru-baru ini mendapat pengawasan regulasi yang lebih besar, termasuk di Amerika Serikat dan Inggris, karena dominasi beberapa pemain dan perannya yang makin kritis karena makin banyak perusahaan mengalihkan layanan mereka ke cloud.

Microsoft telah menawarkan untuk mengubah praktik komputasi cloud-nya dalam kesepakatan dengan beberapa saingan yang lebih kecil. Langkah ini disebut akan mencegah penyelidikan UE.

"Microsoft jelas memiliki cara yang sangat anti-persaingan di cloud. Mereka memanfaatkan banyak dominasi mereka di bisnis on-premise serta Office 365 dan Windows untuk mengikat Azure dan layanan cloud lainnya serta mempersulit pelanggan untuk punya pilihan," kata Zavery dalam sebuah wawancara.

"Ketika kami berbicara dengan banyak pelanggan kami, mereka menemukan banyak praktik bundling ini, serta cara mereka membuat batasan harga dan lisensi, membuat mereka sulit untuk memilih penyedia lain," imbuhnya.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Dunia AI, CEO Microsoft Tiba-tiba Sebut Google Gorila

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular