Warga RI Ogah Beli HP Baru, Bulan Puasa Dagang Ponsel Seret?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
24 March 2023 10:30
Banyaknya ruko yang buka dilantai Dasar Blok B9 menjadi tandanya ramai jual beli para pedagang, ketika menelusuri lebih dalam lagi hanya beberapa pembeli saja yang keluar masuk mall Thamrin City, Jakarta Pusat. Diakuinya, sebagai pedagang grosir pakain dewasa, Andri tidak bisa meraup keuntungan yang besar seperti tahun-tahun sebelumnya. “Keuntungan yang kami peroleh paling cuma 5%. Beda dengan keuntungannya dengan tahun sebelumnya deh,” katanya.

Kelesuan penjual pakain jadi ini juga di alami Iwan (40 tahun). Pemilik Toko Nadira, Blok C3 Lantai 3 Thamrin City ini menyatakan omset tokonya mengalami penurunan yang tajam pada tahun ini.
Foto: Thamrin City (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bulan Ramadan biasanya menjadi salah satu momentum bagi para pabrikan HP untuk menggelar diskon untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Pasalnya, masyarakat yang dapat THR biasanya berbelanja barang-barang baru, termasuk membeli HP untuk diri sendiri atau keluarga.

Sepanjang tahun lalu, daya beli masyarakat untuk HP baru masih mengalami penurunan. Bagaimana dengan tahun ini?

Dalam laporan Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker dari perusahaan riset IDC, tahun ini pasar smartphone akan kembali stabil. Pada skenario positif, Associate Market Analyst IDC Indonesia, Vanessa Aurelia menjelaskan akan ada pertumbuhan satu digit.

"Skenario yang lebih positif dapat membuka kemungkinan pertumbuhan kecil di angka satu digit, pada saat dunia berjuang melawan inflasi, pergerakan kurs, ketegangan geopolitik, dan kebijakan-kebijakan moneter," jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (24/3/2023).

Masyarakat masih akan berhati-hati untuk memilih mengeluarkan pendapat untuk membeli smartphone baru, ungkap Vanessa.

Daya beli masyarakat yang menurun memang jadi masalah besar tahun lalu. Bahkan ini yang membuat pasar smartphone anjlok 14,3%.

Penurunan tahun ini merupakan yang pertama kali setelah 13 tahun berturut-turut pasar smartphone Indonesia selalu bertumbuh.

Jumlah unit yang dikirim tahun lalu juga turun. Dari 40,9 juta unit tahun 2021 menjadi hanya mengirim 35 juta unit pada tahun lalu.

IDC mengungkapkan salah satu penyebabnya adalah inflasi yang terjadi tahun lalu. Faktor tersebut sangat berdampak khususnya pada masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah yang berfokus memenuhi kebutuhan primernya.

Selain itu, masyarakat juga disebut melakukan pengalihan pengeluarannya. Salah satunya untuk sektor transportasi, karena mobilitas masyarakat yang kembali tinggi setelah kasus Covid-19 mulai melandai.

Pasar smartphone juga menurun karena adanya hambatan rantai pasokan. Masalah tersebut tercatat terjadi pada paruh pertama tahun 2022 lalu.


(npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apple-Xiaomi-Oppo Minggir, Ini Raja Ponsel Dunia 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular