
Startup RI Kembalikan Duit Investor, CEO Bongkar Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Startup asal Indonesia kembalikan duit yang diberikan oleh investor. Sang CEO pun membongkar alasannya.
Lewat video yang dia unggah di kanal YouTube, CEO Ternak Uang, Raymond Chin buka-bukaan soal keadaan startup yang ia dirikan.
Ia bercerita tentang kendala yang dihadapi dan keputusan perusahaan untuk mengembalikan duit investor, termasuk dari bos Northstar, Patrick Walujo.
Ia menceritakan bagaimana awal perusahaannya berdiri hingga mendapatkan Rp 40-50 miliar dan akhirnya menjadi social investing, tempat pengguna bisa berinvestasi di sana.
Saat itu, perusahaannya juga sudah berbicara perjalanan menuju profit sehingga berharap bisa bekerja sama dengan perusahaan sekuritas. Mulai dari sana, Ternak Uang bersiap untuk mencapai keuntungan.
Namun permasalahan muncul setelah rencana pembentukan perusahaan patungan dengan sekuritas batal terjadi. Itu semua juga terjadi bersamaan dengan kejadian tech winter yang terjadi belum lama ini.
"JV nya enggak jadi. Enggak nyalahin orang lain, harusnya gue lebih pakemin hitam di atas putih. Lebih set ekspektasi kalau deal bisa enggak jadi," kata Raymond, dikutip Senin (20/3/2023).
Mulai dari situ, perusahaan ingin memperbaiki keadaan. Termasuk dengan mengembalikan mayoritas uang para investor Ternak Uang.
Pada Februari 2022, Ternak Uang mengumumkan investasi tujuh digit dalam dolar AS dari Patrick Walujo, Kinesys Group, dan Alto Partners.
Menurutnya opsi pengembalian itu juga jauh lebih baik. Sebab ada juga startup yang menghabiskan uang investor bahkan harus membebankan utang kepada mereka.
"Balikin mayoritas investor lebih dari 50% itu, lebih dari dari startup lain yang habisin duitnya sampe ada utang kadang harus ditanggung shareholder," jelas Raymond.
Dalam periode itu juga akhirnya Raymond mengaku Ternak Uang seperti kembali ke awal lagi dan menjadi perusahaan independen. Memutuskan untuk ke arah mana perusahaan akan berkembang.
Bukan hanya itu, Ternak Uang juga harus melakukan down sizing secara besar-besaran. Memangkas ratusan pegawainya menjadi puluhan pegawai, seperti saat awal perusahaan dibangun.
"Risiko back to zero, aggressively downsizing kurangin karyawan 30 lagi," ungkapnya.
(Intan Rakhmayanti Dewi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengaku Gagal, Startup ini Kembalikan Duit Patrick Walujo Cs