Bos Besar Ogah Jual TikTok, Mending Diblokir AS?
Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib TikTok agaknya sudah di ujung tanduk. AS, Kanada, dan Inggris memblokir layanan tersebut dari perangkat, sistem, dan jaringan pemerintah.
Bahkan, AS berencana memblokir TikTok secara nasional untuk publik. Hal ini membuat induk TikTok, ByteDance, panik dan berencana menjual anak usahanya tersebut.
Asumsinya, TikTok bisa berdiri sendiri dan tak lagi dituduh AS sebagai antek China. Menanggapi rencana tersebut, CEO TikTok, Shou Zi Chew, menyatakan tak sepakat.
Menurut dia, penjualan TikTok oleh ByteDance tak akan membuat AS puas. Pernyataan itu ia lontarkan pasca pemerintah AS mengancam memblokir TikTok seluruhnya jika tak berpisah dari ByteDance.
"Pemisahan tak akan menyelesaikan masalah. Perpindahan kepemilikan tidak akan mencegah pembatasan baru dari AS," kata dia, dikutip dari Engadget, Jumat (17/3/2023).
Lebih lanjut, ia mengatakan AS dan sekutu masih akan mempermasalahkan mekanisme TikTok dalam mengelola data pengguna. Bahkan, jika TikTok berpisah dengan ByteDance sekalipun.
TikTok sebelumnya sudah berkali-kali membantah tudingan sebagai mata-mata pemerintah China. Untuk soal proteksi data, TikTok juga sudah keluar banyak uang untuk menggodok 'Project Texas'.
Proyek tersebut mempersilakan pihak ketiga melihat bagaimana algoritma TikTok bekerja. Transparansi tersebut dilakukan agar AS tak melulu curiga dengan TikTok.
Namun, nyatanya AS masih terus-terusan menekan raksasa media sosial tersebut. Pekan depan, Chew akan bersaksi di depan House Energy and Commerce Commitee AS.
Ia akan berdiskusi soal hubungan TikTok dan China. Lebih spesifik menyangkut privasi data pengguna dan dampak layanannya terhadap generasi muda.
(tib)