
Dimodali Investor Gojek, Startup Ini Mau Caplok Brand Asli RI

Jakarta, CNBC Indonesia - UNA Brands, startup e-commerce multi-channel asal Singapura, baru saja mengumumkan penggalangan dana Pra-seri C senilai US$30 juta (sekitar Rp 456 miliar).
Pendanaan kali ini dipimpin oleh Northstar Group, perusahaan Private Equity dan Venture Capital yang digawangi oleh Patrick Walujo.
Pada September lalu, UNA telah meraih pendanaan seri B sebesar US$ 30 juta yang dipimpin oleh White Star Capital dan Alpha JWC Ventures. Dengan demikian membawa kenaikan total pendanaan selama setahun terakhir menjadi US$ 60 juta.
Penggalangan dana baru adalah campuran dari ekuitas dan utang, yang memberikan dana yang cukup untuk operasi dan akuisisi selama dua tahun ke depan.
Dengan penggalangan dana ini, UNA Brands berencana untuk lebih mengembangkan platform multi-channelnya dengan didukung oleh kemampuan teknologi dan pembangunan merek, serta berinvestasi memperkuat jaringan rantai pasokan dan distribusi di pasar operasi utama.
Pendanaan juga akan digunakan untuk memperkuat kualitas di dalam segmen Home & Living, Mom & Baby and Beauty & Pribadi Perawatan Kategori.
Direktur pelaksana Northstar Group, Sreejan Choudhary, mengatakan kalau mereka optimistis tentang ekonomi e-commerce Asia Tenggara dan percaya bahwa UNA berada di posisi yang bagus.
"Investasi oleh Northstar Group mencerminkan keyakinan pada tim UNA Brands dan kemampuan operasional mereka," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (1/3/2023).
Sementara itu CEO UNA Brands, Kiren Tanna, menyebut senang dapat bermitra dengan Northstar yang sudah memiliki rekam jejak investasi yang baik di Asia Tenggara, termasuk di Gojek.
"Kami percaya pengetahuan mendalam mereka tentang pasar Asia Tenggara dan pengalaman e-commerce yang kuat akan sangat berharga bagi UNA brands karena kami ingin menggandakan operasi kami di seluruh wilayah,"kata Kiren.
Model bisnis UNA Brands sering dideskripsikan sebagai brand aggregator atau ecommerce roll-up. Mereka mencari brand ecommerce yang berkinerja baik untuk diakuisisi seluruhnya atau mayoritas sahamnya.
Lewat akuisisi berbagai brand tersebut, perusahaan seperti UNA Brands membangun konglomerasi multi-merek di ecommerce dengan biaya pemasaran, produksi, dan distribusi yang lebih efektif dan efisien.
Model bisnis brand aggregator ini menerapkan strategi bisnis perusahaan raksasa seperti Unilever, P&G, Pepsico, hingga LVMH di ranah perdagangan digital.
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Proyeksi Ekonomi Digital ASEAN 2025 Diprediksi Turun, Kenapa?