CNBC Insight

Kelahiran dan Kejayaan Dua Raja HP Dunia, Nokia dan Ericsson

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
01 March 2023 19:30
This photo taken on March 20, 2019 shows artist Shen Bolun holding an old mobile phone as he works on an art installation in Beijing. - The sculpture, based on the Tower of Babel and unveiled in a Beijing shopping mall on March 30, is part of a Greenpeace campaign to raise awareness about electronic waste. (Photo by GREG BAKER / AFP)        (Photo credit should read GREG BAKER/AFP via Getty Images)
Foto: Ilustrasi Limbah HP (Photo credit should read GREG BAKER/AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di era sekarang perseteruan sengit di sektor produksi smartphone terjadi antara Samsung dengan Apple. Forbes mencatat awal keduanya 'ribut' bermula pada tahun 2009, yakni saat Samsung, mitra bisnis Apple, tiba-tiba mengeluarkan smartphone pertamanya, yang dipandang Apple mencontek iPhone.

Sejak itulah keduanya bersaing dengan mengeluarkan produk unggulannya masing-masing. Terjadi saling sikut dan serang antara petinggi Samsung dan Apple. Semua ini memiliki satu tujuan: memonopoli perdagangan ponsel hingga menjadi "raja" di dunia.

Jauh sebelum pertarungan Apple Vs Samsung, dunia pernah juga menjadi saksi panasnya persaingan sengit dua pabrikan pelopor ponsel ternama dunia, yakni Nokia dan Ericsson.

Awal mula persaingan keduanya terjadi pada dekade 1990-an. Kala itu, tepat pada 1992, Nokia mendapat keberuntungan untuk mengembangkan jaringan teknologi komunikasi terbaru, yakni Global System for Mobile Communication (GSM) pertama di dunia. Nantinya, lewat jaringan GSM jarak tak lagi jadi rintangan. Manusia dapat berkomunikasi dari dan ke provider seluler di seluruh pelosok dunia.

Nokia 6300 dan nokia 8000 (Nokia)Foto: Nokia 6300 dan nokia 8000 (Nokia)
Nokia 6300 dan nokia 8000 (Nokia)

Teknologi baru ini disematkan dalam produk anyar mereka bernama Nokia 101. Dengan slogan "Connecting People" dan gambar orang berjabat tangan, Nokia sukses memainkan psikologi orang-orang. Alhasil, dalam sekejap Nokia 101 laris manis di pasaran. Keberadaan ponsel ini berhasil mewujudkan mimpi manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain di dunia.

Dalam penuturan mantan Bos Nokia, Jorma Ollila, dalam Against All Odds: Leading Nokia from Near Catastrophe to Global Success (2016), sejak itulah Nokia sukses masuk ke pasar AS, Eropa, dan Asia. Khusus di Asia, yang banyak negara berkembang, Nokia sangat digandrungi karena harganya relatif murah bagi masyarakat.

Setelahnya, Nokia berada di posisi kedua ponsel terlaris di dunia setelah Motorola. Namun, itu perlahan berubah Motorola dinilai ketinggalan zaman yang membuat Nokia menduduki puncak ponsel terlaris di dunia. Melansir laman Techspot, tercatat dari tahun 1992 sampai 1994 perusahaan Finlandia itu membuat 5 juta ponsel per tahun. 

Namun, kedudukan ini berubah ketika pabrikan ternama Ericsson mengeluarkan ponsel T28 enam tahun kemudian. T28 memiliki ukuran kecil, desainnya futuristik tanpa antena, dan bisa dilipat. Ponsel ini menjadi penggerak perkembangan teknologi ponsel dunia.

Dalam laman resminya, Nils Rydbeck, Ketua Laboratorium Ericsson, menyebut kalau T28 sukses terjual sangat fantastis di pasaran. Keberadaan ponsel itu membawa kejayaan besar bagi Ericsson karena sukses merebut pasar global ponsel terbesar dari Nokia. Tercatat Erricson berhasil menjual 43 juta unit ponsel.

FILE PHOTO: The exterior of an Ericsson building is seen in Stockholm April 30, 2009.  REUTERS/Bob Strong/File PhotoFoto: REUTERS/Bob Strong

Sejak itulah persaingan untuk memonopoli pasar dari keduanya pun muncul. Nokia tak mau kalah dengan mengeluarkan ponsel model baru yang menggunakan sistem operasi Symbian hingga Meego. Sebut salah satunya Nokia 3310 yang lebih tahan banting, futuristik, dan tentu lebih murah.

Sialnya, ketika hendak menantang Nokia, Ericsson dapat musibah. T28-nya memiliki kelemahan yang tak bisa ditolerir. Engsel lipatan di ponselnya mudah rusak. Alhasil, Ericsson ditinggali pembeli.

Untuk mendongkrak penjualan ponsel kembali, Ericsson bekerja sama dengan pabrikan Jepang, Sony. Pada 2001, lahirlah merek "Sony Ericsson" dalam model T65.

Ketika persaingan kian memanas, paradigma dunia teknologi berubah. Pada abad ke-21, tulis Britannica, "muncul smartphone yang berhasil mengintegrasikan komputer dengan telepon seluler." Akibatnya, ponsel-ponsel dari Nokia dan Ericsson dipandang ketinggalan zaman dan harus ditinggalkan.

Ini kian terbukti ketika Blackberry dan iPhone, serta OS Android muncul sebagai smartphone dan teknologi pendamping generasi awal. Kemunculan mereka membuat kedua raja ponsel 1990-an itu berbenah. Nokia bekerja sama dengan Windows memproduksi smartphone. Sementara itu, Ericcson memantapkan diri dengan Sony Erricson. 

Namun, tetap saja keduanya gagal dan justru jadi akhir kejayaan penguasa ponsel tahun 1990-an itu. Sejak itu, keduanya kemudian tenggelam dan tak lagi muncul di permukaan.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nokia Pulang Kampung, Terpikat Rayuan Eropa

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular