Bahaya ChatGPT Bikin Elon Musk Ketakutan, Ini Alasannya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Kamis, 16/02/2023 18:05 WIB
Foto: Kepala Eksekutif Tesla Elon Musk berbicara selama siaran langsung pembukaan truk listrik Tesla Semi, di Nevada, AS, (1/12/2022) waktu setempat. (via REUTERS/TESLA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Elon Musk ikut mengomentari kepopuleran ChatGPT dan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang ramai belakangan ini. Ia mengaku ketakutan dengan tren tersebut. Padahal, Musk merupakan mantan ketua dewan OpenAI, perusahaan yang mengembangkan ChatGPT.

Dia mengatakan kehadiran AI bisa positif dan negatif. Untuk yang terakhir, Musk menyebut teknologi tersebut bisa jadi salah satu risiko terbesar untuk peradaban manusia.

"Salah satu risiko terbesar bagi masa depan peradaban adalah AI," kata Musk dalam acara World Government Summit Dubai, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (16/2/2023).


"Itu positif atau negatif dan memiliki janji yang hebat, kemampuan yang hebat...Dengan itu datanglah bahaya besar," lanjutnya.

AI telah berkembang dalam beberapa waktu terakhir. ChatGPT menjadi wadah untuk memberitahu kecanggihan teknologi itu pada banyak orang, ungkap Musk.

Kecerdasan Buatan (AI) Perlu Diatur

Meski begitu, pemilik Twitter tersebut menjelaskan AI belum punya aturan untuk mengendalikan perkembangannya. Dia mendorong untuk ada regulasi yang mengaturnya.

Fakta ini berbeda dengan beberapa sektor lain. Misalnya mobil, pesawat terbang, hingga obat-obatan yang disebutnya sudah punya standar regulasi terkait keamanan.

"Menurut saya ini punya risiko lebih besar untuk masyarakat dibandingkan mobil atau pesawat atau obat-obatan," kata Musk.

Meski adanya aturan bisa menghambat, namun keberadaannya akan jadi sesuatu yang baik untuk teknologi itu. "[Regulasi] mungkin sedikit memperlambat AI, namun saya pikir itu mungkin juga hal yang baik," jelasnya.

Sejak 2018, Musk memang sudah tak tercatat lagi ada dalam dewan dan memegang saham OpenAI. Dia menegaskan tidak mengendalikan perusahaan lagi sekarang.

"Awalnya dibuat sebagai nirlaba open-source. namun sekarang closed-source dan untuk profit. Saya tidak punya saham terbuka di OpenAI dan bukan anggota dewan, dan tidak mengendalikannya dengan cara apapun," kata Musk.


(tib)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center