Startup Fever Sudah Lewat, Para Founder Harus Siapkan Hal Ini

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
14 February 2023 12:05
Direktorat Jendral Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan, dalam acara Tech & Telco Outloock 2023 dengan tema Kecerdasan Digital, Disrupsi Teknologi untuk Indonesia Maju pada Selasa, (14/2/2023). (Tangkapan Layar CNBC Indonesia TV)
Foto: Direktorat Jendral Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan dalam acara Tech & Telco Outloock 2023, Selasa (14/2/2023). (Tangkapan Layar CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena bergugurannya perusahaan teknologi di dunia, juga dirasakan di Indonesia, hingga disebut masa tech winter. Banyak startup di tanah air menutup layanannya, melakukan efisiensi, hingga pengurangan tenaga kerja.

Untuk menghadapi fenomena ini, startup yang baru berkembang harus menyiapkan diri dan merancang bisnis yang lebih komprehensif. Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani mengatakan, perusahaan teknologi rintisan yang berguguran menjadi tanda lewatnya masa 'startup fever'.

Meski demikian, bukan berarti kondisi menjadi akhir dari industri startup tanah air.

"Dulu ketika startup fever, semuanya buat startup. Kita juga punya startup cukup banyak dan cukup komprehensif banyak sektornya. Nah kami inginnnya, mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi tech winter ini," kata Semuel dalam Tech & Telco Outlook 2023, Selasa (14/2/2023).

Dia menyebutkan tech winter terjadi karena menurunnya likuiditas. Investor pun mulai menggunakan cara valuasi yang berbeda, sehingga startup pun harus memiliki baseline yang kuat.

Kini, menurutnya, menurutnya investor mulai berhitung dibandingkan ketika masa startup fever. Masa-masa ini juga menjadi koreksi bagi startup agar tidak hanya mementingkan valuasi masa depan, melainkan juga pendapatan. Dengan begitu bisnis bisa berjalan dan tidak berat sebelah.

"Valuasi juga boleh pasti, karena tetap 'jual' masa depannya. Tetapi baseline-nya ada tidak, bisnis modelnya sesuai tidak, market sesuai atau tidak. Itulah diperlukan untuk startup-startup menyiapkan dirinya," jelasnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tumbuh Pesat, RI Berpotensi Jadi Hub Digital di Asia Tenggara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular