Alasan Putin Keok, Ukraina Pakai Big Data Lacak Tentara Rusia

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
06 February 2023 12:40
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius (kanan) duduk di sebelah tentara Jerman yang mengemudikan tank Leopard 2 saat ia mengunjungi Batalion Tank Bundeswehr 203, untuk mempelajari kinerja tank tempur utama Leopard 2, di Augustdorf, Jerman barat, pada 1 Februari , 2023. (INA FASSBENDER / AFP) (Photo by INA FASSBENDER/AFP via Getty Images)
Foto: Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius (kanan) duduk di sebelah tentara Jerman yang mengemudikan tank Leopard 2 saat ia mengunjungi Batalion Tank Bundeswehr 203, untuk mempelajari kinerja tank tempur utama Leopard 2, di Augustdorf, Jerman barat, pada 1 Februari , 2023. (AFP via Getty Images/INA FASSBENDER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina pakai teknologi big data untuk lacak keberadaan tentara Rusia.

Adalah Palantir, perusahaan analisis data yang engaku berada di balik akurasi serangan Ukraina ke pasukan Rusia. Teknologi Palantir memberikan Ukraina kemampuan untuk "memonitor perang" secara real-time.

Pernyataan soal keterlibatan Palantir dalam perang Rusia-Ukraina diungkapkan oleh CEO Palantir Alex Karp. Peranti lunak Palantir digunakan oleh Ukraina untuk melacak posisi tank dan artileri tentara Rusia.

Teknologi Palantir memang sudah sering digunakan untuk aktivitas militer dan intelijen. Sejak 20 tahun yang lalu, Palantir telah mendukung kegiatan intelijen Amerika Serikat.

Bahkan, Karp adalah bos perusahaan global pertama yang bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sejak invasi Rusia ke wilayah Ukraina pada Februari 2022. Setelah pertemuan tersebut, Palantir membuka kantor di Ukraina.

Beberapa waktu yang lalu, peran Palantir sempat diungkapkan oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhalio Fedorov. Ia menyatakan teknologi Palantir digunakan untuk melacak perkembangan perang secara real-time.

Ukriana memiliki informasi pola pergerakan pasukan menggunakan sistem peringatan situasional kemudian memanfaatkannya untuk mengambil keputusan militer.

Palantir memasarkan peranti lunak besutannya sebagai cara cepat untuk menentukan pengerahan sumber daya, memanfaatkan informasi dari satelit hingga media sosial. Teknologi mereka membuat informasi bisa dengan mudah ditarik dari sumber data berukuran besar.

Namun, Karp menyatakan Palantir belum memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan yang kini sedang menjadi pembicaraan di Silicon Valley.

Menurut Karp, harus ada panduan etika yang jelas sebelum memanfaatkan peranti lunak yang bisa mengambil keputusan dan tindakan secara mandiri tanpa campur tangan manusia.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular