Tsunami PHK Lanjut, Giliran Pesaing TikTok Pangkas Karyawan

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Selasa, 17/01/2023 18:30 WIB
Foto: Para pekerja berpamitan kepada pemimpin mereka pada hari terakhir mereka bekerja di pabrik Taiwan Ty Hung di Kota Ho Chi Minh, Taiwan. (AFP via Getty Images/NHAC NGUYEN)

Jakarta, CNBC Indonesia - ShareChat, startup pesaing TikTok dari India, melakukan PHK terhadap 20% atau lebih dari 400 karyawannya.

Startup yang didukung oleh Twitter, Google, Tiger Golobal, dan Temasek itu, memberi tahu karyawannya tentang keputusan PHK pada Senin (16/1/2023) kemarin. Mereka langsung menonaktifkan akses ke akun dan menghapus semua data karyawan yang terkena dampak.

Perampingan ini terjadi hanya sebulan setelah sebelumnya mereka menghentikan 100 karyawan. Pada Desember 2022, ShareChat memberhentikan hampir 5% dari 2.300 karyawannya sebagai akibat dari penutupan platform olahraga fantasi Jeet11.


Menginformasikan keputusan baru kepada karyawannya, CEO ShareChat, Ankush Sachdeva mengatakan dalam memo internal bahwa langkah tersebut adalah untuk memastikan kesehatan keuangan dan umur dari startup tersebut.

Eksekutif tersebut juga mencatat bahwa startup mengalami puncak pertumbuhan pasari di 2021 dan meremehkan durasi serta intensitas tekanan likuiditas global di tahun berikutnya.

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari TechCrunch, Selasa (17/1/2023), juru bicara ShareChat mengonfirmasi PHK tersebut, dan mengatakan bahwa keputusan itu diambil setelah banyak pertimbangan.

Juga mengingat konsensus pasar yang berkembang, bahwa sentimen investasi akan tetap sangat berhati-hati sepanjang tahun ini.

"Sejak diluncurkan delapan tahun lalu, ShareChat dan aplikasi video pendek kami Moj telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Namun, meski kami terus tumbuh, ada beberapa faktor makro eksternal yang memengaruhi biaya dan ketersediaan modal," kata juru bicara tersebut.

"Dengan mengingat faktor-faktor ini, kami perlu mempersiapkan perusahaan untuk bertahan melalui angin sakal. Oleh karena itu, kami harus mengambil beberapa keputusan yang paling sulit dan menyakitkan dalam sejarah kami sebagai sebuah perusahaan dan harus melepaskan sekitar 20% dari karyawan kami yang sangat berbakat yang telah bersama kami dalam perjalanan startup ini." imbuhnya.

Juru bicara tersebut juga mengklaim bahwa startup telah mengoptimalkan biaya, termasuk dalam pemasaran dan infrastruktur. Dan meningkatkan upaya monetisasi perusahaan.


(tib)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Perpanjang Batas Waktu ByteDance Divestasi TikTok di AS