2022 Kacau Balau, Warga RI Ramai Download Aplikasi Pinjol

Kartini Bohang, CNBC Indonesia
12 January 2023 12:00
Infografis: Jangan Coba-coba! Ini Risiko Besar Nekat Tak Bayar Pinjol
Foto: Infografis/Jangan Coba-coba! Ini Risiko Besar Nekat Tak Bayar Pinjol/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi ekonomi sepanjang 2022 lalu bisa dibilang penuh ketidakpastian. Tsunami PHK menyebabkan banyak orang kehilangan mata pencarian secara tiba-tiba. Belum lagi harga kebutuhan pokok yang sempat melambung tinggi.

Hal ini agaknya berpengaruh terhadap maraknya pinjaman online (pinjol) lewat aplikasi mobile. Laporan dari firma riset data.ai bertajuk "State of Mobile 2023" menunjukkan pertumbuhan bisnis pinjol yang signifikan sepanjang 2022.

Pada Q4 2022, aplikasi pinjol di-download sebanyak 45,4 juta kali lewat perangkat Android maupun iOS. Angka itu naik hampir 2 kali lipat dari Q4 2021, di mana aplikasi pinjol di-download "cuma" 27,2 juta kali.

Popularitas aplikasi pinjol tampak naik signifikan sejak awal 2022. Pada Q1 tahun lalu, aplikasi pinjol di-download 33,6 juta kali.

Selanjutnya naik menjadi 43 juta download pada Q2 2022, hingga tembus angka tertinggi di 47,6 juta download pada Q3 2022, dirangkum CNBC Indonesia, Kamis (12/1/2023).

Angka itu jauh di atas aplikasi ber-genre finansial lainnya, seperti mobile banking, dompet digital, investasi, trading mata uang kripto, dan lainnya.

Tiga aplikasi pinjol yang paling banyak di-download secara berurutan adalah Kredivo, AdaKami, dan EasyCash. Sementara itu, untuk aplikasi keuangan secara umum, DANA (dompet & pembayaran digital), BRImo (mobile banking), dan New Living (mobile banking) menduduki tiga perangkat teratas yang paling banyak di-download.

Perlu dicatat, meskipun DANA masuk dalam kategori aplikasi dompet & pembayaran digital, namun pengguna bisa juga mengajukan pinjaman online hingga Rp 10 juta. 

Minat ke Kripto Merosot

Berdasarkan laporan data.ai, tampak penurunan minat pada aplikasi aplikasi trading kripto. Pada Q4 2022, hanya 1,7 juta kali orang mengunduh aplikasi trading kripto atau turun lebih dari tiga kali lipat dibandingkan angka download 6,3 juta kali pada Q4 2021.

"Aplikasi trading mata uang kripto mengalami penurunan drastis di 2022. Hal ini menyusul turbulensi di pasar mata uang kripto yang menyebabkan keruntuhan mata uang seperti Luna, serta bursa kripto seperti FTX," dikutip dari penjabaran data.ai.

Lebih lanjut, aplikasi yang berbau investasi personal secara umum juga menurun pelan tapi pasti. Pada Q4 2022, aplikasi investasi personal di-download sebanyak 5,9 juta kali atau menurun dari angka 10,9 juta kali pada kuartal yang sama tahun 2021.


(tib)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warga RI Banyak yang Butuh Utang Cepat, Ini Buktinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular