Brasil Chaos, Biang Kerok dan Sumber Kerusuhan Terungkap

Tech - Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
10 January 2023 13:15
Ribuan warga pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyerang gedung kongres, Mahkamah Agung dan Istana Presiden Brasil. (AP/Eraldo Peres) Foto: Ribuan warga pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyerang gedung kongres, Mahkamah Agung dan Istana Presiden Brasil. (AP/Eraldo Peres)

Jakarta, CNBC Indonesia - Media sosial dianggap jadi biang kerok kerusuhan di Brasil. Ini terkait penolakan hasil pemilihan presiden Brasil yang terjadi beberapa waktu lalu.

Peneliti media sosial setempat mengamati adanya lonjakan seruan untuk menyerang fasilitas umum di berbagai kanal media sosial. Salah satunya adalah para influencer yang menggunakan frasa 'Festa da Selma'.

'Festa' diartikan 'pesta' dalam bahasa Portugis. 'Selma' sendiri berasal dari kata 'selva' yang berarti seruan perang (war cry). Kata 'v' diganti 'm' untuk menghindar dari deteksi otoritas Brasil.

Pasalnya, otoritas Brasil punya kekuasaan menangkap orang jika mengunggah postingan yang dianggap anti demokrasi secara online.

Sementara itu, di Telegram terdapat tanggal, waktu dan rute 'Liberty Caravans' untuk mengantar massa ke war cry di enam negara bagian Brasil. "Perhatian Patriot! Kami mengatur seribu bus. Kami membutuhkan 2 juta orang di Brasil," kata unggahan tersebut yang dilihat The Washington Post, dikutip Selasa (10/1/2023).

Pihak media sosial dengan cepat 'bersih-bersih' platformnya. Meta pada Senin (9/1/2023) kemarin, atau satu hari setelah kerusuhan terjadi, menyatakan kerusuhan sebagai peristiwa yang melanggar.

Induk perusahaan dari Facebook, Instagram dan WhatsApp tersebut berjanji akan menghapus konten yang mendukung atau memuji tindakan kerusuhan. Meta juga menyatakan akan terus mengikuti situasi yang ada di Brasil.

"Sebelum pemilihan, kami menetapkan Brasil sebagai lokasi berisiko tinggi sementara dan telah menghapus konten yang menyerukan orang-orang untuk mengangkat senjata atau secara paksa menyerbut Kongres istana Presiden dan gedung federal lainnya," ucap Meta.

"Kami secara aktif mengikuti situasi dan akan terus menghapus konten yang melanggar kebijakan kami"

Serbuan di media sosial sebenarnya terjadi sejak pemilu bulan Oktober lalu. Media sosial dibanjiri dengan disinformasi dan seruan dalam bahasa Portugis yang berarti 'Hentikan Mencuri' dan menyerukan militer jika Bolsonaro kalah.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Media Sosial Milik Donald Trump Ditolak Google


(tib)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading