Big Stories 2022

Elon Musk Beli Twitter, Baru 3 Bulan Sudah 'Dipecat' Netizen

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
30 December 2022 17:00
ELON MUSK-M&A/TWITTER
Foto: REUTERS/DADO RUVIC

Jakarta, CNBC Indonesia - Sosok pengusaha dan salah satu orang terkaya dunia Elon Musk juga membuat heboh tahun ini. Penyebabnya adalah pembelian Twitter yang penuh drama selama berbulan-bulan.

Pada April, Musk lebih dulu membeli 73,49 juta saham atau 9,2% tanpa hak voting dengan nilai US$2,89 miliar. Namun tak butuh lama, ternyata dia mengutarakan niatnya menguasai salah satu raksasa media sosial itu dengan membelinya seharga US$44 miliar dengan harga sahamnya US$54,20 per lembar.

Dia ingin membeli Twitter dengan tujuan kebebasan berbicara dan demokrasi. Bahkan Musk menjanjikan setelah dia beli akan semakin baik, termasuk membasmi akun bot spam.

Namun Musk, yang dikenal sebagai sosok kontroversial, ternyata tiba-tiba menghentikan proses akuisisi itu sebelum ada transparansi soal spam dan akun palsu di Twitter.

Saat itu, Twitter mengklaim akun bot hanya 5% dari pengguna aktif harian (mDAU) platform. Sementara itu Washington Post dalam laporannya yang dikutip Tech Crunch menyebutkan Twitte memberikan data 'firehouse', ini berisi informasi mengenai seluruh tweet yang dikirim, perangkat yang digunakan dan informasi lain mengenai tiap akun.

Pada bulan Juli, Musk membatlkan pembelian Twitter karena hal serupa. Pengacaranya Skadden Arps Mike Ringler mengatakan Twitter belum memenuhi kewajiban kontrak dan dinilai tidak memberikan informasi bisnis yang relevan seperti yang diminta.

"Twitter telah gagal atau menolak untuk memberikan informasi. Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan, dan terkadang mengklaim untuk mematuhinya sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan oleh Musk," klaim Ringler, seperti dikutip CNBC International.

Dia juga menambahkan Twitter telah melanggar perjanjian merger, akibat representasi tidak akurat secara material. Tudingan itu berasal dari tinjauan awal Musk soal akun spam dan merasa pengungkapan soal mDAU dari Twitter menyesatkan.

Twitter juga dirasa melanggar kewajiban perjanjian untuk mendapatkan persetujuan Musk sebelum mengubah kegiatan bisnis. Ini merujuk pada PHK yang dilakukan perusahaan sebelumnya.

Pada akhirnya pembatalan itu membuat Musk dan Twitter bertemu di meja hijau. Twitter tetap ingin bos SpaceX itu melanjutkan kesepakatan pembelian. Saat itu direncanakan sidang lima hari dimulai pada 17 Oktober 2022.

Setelah tarik ulur, dua minggu sebelum pengadilan Musk akhirnya menyatakan siap membeli Twitter dengan nilai kesepakatan awal. Reuters melaporkan keputusan itu dibuat untuk Musk tidak berbicara di pengadilan dan mengungkapkan soal pembicaraan pembicaraan dan negosiasi dengan investor pendukungnya dalam rencana akuisisi Twitter.

Musk dituntut untuk menyelesaikan pembelian pada 28 Oktober 2022 atau akan kembali ke pengadilan. Pada akhirnya pembelian pun resmi terjadi.

Meski sudah membeli Twitter, drama tak berhenti di sana. Musk, yang menamai dirinya sebagai Chief Twit di akunnya, memecat petinggi perusahaan termasuk CEO Parag Agrawal.

Setelah Agrawal tersingkir, Musk pun naik menjadi CEO. Meski begitu dia menjanjikan akan mencari orang baru untuk menggantikan posisinya.

Tapi hingga sekarang belum ada kabar soal siapa sosok penggantinya di kursi CEO Twitter. Namun dia tetap berpendirian akan tetap lengser dari posisinya dan hanya akan memimpin tim software dan server.

"Saya akan mengundurkan diri sebagai CEO Twitter setelah menemukan orang yang cukup bodoh untuk menerima pekerjaan ini. Setelah itu, saya hanya akan memimpin tim software dan server," katanya di Twitter pekan lalu.

Musk juga membawa sejumlah perubahan di Twitter. Termasuk biaya langganan untuk centang biru atau akun terverifikasi.

"Kami meluncurkan kembali @TwitterBlue pada hari Senin-berlangganan di web seharga US$8/bulan atau iOS senilai US$11/bulan untuk mendapatkan akses ke fitur khusus pelanggan termasuk tanda centang biru," tulis Twitter dalam akun resminya, dikutip dari The Guardian.

Mereka yang berlangganan akan mendapatkan balasan, mentions, dan pencarian yang meroket. Twitter membanderol langganan itu seharga US$8 (Rp 124.800) atau US$11 (Rp 171.600) per bulan pada pengguna iPhone.

Musk juga sempat marah-marah terkait kebijakan Apple. Dia menentang fee 30% yang dibebankan App Store untuk pembelian dalam aplikasi. Bahkan dia menyebut aplikasi Twitter akan ditendang dari toko aplikasi itu.

Namun masalah itu cepat mereda setelah Musk diajak berjalan-jalan oleh bos Apple Tim Cook ke markas produsen iPhone di Cuppertino, California, AS. "Kami menyelesaikan kesalahpahaman mengenai kemungkinan Twitter dihapus dari App Store. Tim [Cook] menjelaskan tidak pernah mempertimbangkan melakukannya," kata Musk.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular