
Elon Musk Beli Twitter, Baru 3 Bulan Sudah 'Dipecat' Netizen

Jakarta, CNBC Indonesia - Sosok pengusaha dan salah satu orang terkaya dunia Elon Musk juga membuat heboh tahun ini. Penyebabnya adalah pembelian Twitter yang penuh drama selama berbulan-bulan.
Pada April, Musk lebih dulu membeli 73,49 juta saham atau 9,2% tanpa hak voting dengan nilai US$2,89 miliar. Namun tak butuh lama, ternyata dia mengutarakan niatnya menguasai salah satu raksasa media sosial itu dengan membelinya seharga US$44 miliar dengan harga sahamnya US$54,20 per lembar.
Dia ingin membeli Twitter dengan tujuan kebebasan berbicara dan demokrasi. Bahkan Musk menjanjikan setelah dia beli akan semakin baik, termasuk membasmi akun bot spam.
Namun Musk, yang dikenal sebagai sosok kontroversial, ternyata tiba-tiba menghentikan proses akuisisi itu sebelum ada transparansi soal spam dan akun palsu di Twitter.
Saat itu, Twitter mengklaim akun bot hanya 5% dari pengguna aktif harian (mDAU) platform. Sementara itu Washington Post dalam laporannya yang dikutip Tech Crunch menyebutkan Twitte memberikan data 'firehouse', ini berisi informasi mengenai seluruh tweet yang dikirim, perangkat yang digunakan dan informasi lain mengenai tiap akun.
Pada bulan Juli, Musk membatlkan pembelian Twitter karena hal serupa. Pengacaranya Skadden Arps Mike Ringler mengatakan Twitter belum memenuhi kewajiban kontrak dan dinilai tidak memberikan informasi bisnis yang relevan seperti yang diminta.
"Twitter telah gagal atau menolak untuk memberikan informasi. Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan, dan terkadang mengklaim untuk mematuhinya sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan oleh Musk," klaim Ringler, seperti dikutip CNBC International.
Dia juga menambahkan Twitter telah melanggar perjanjian merger, akibat representasi tidak akurat secara material. Tudingan itu berasal dari tinjauan awal Musk soal akun spam dan merasa pengungkapan soal mDAU dari Twitter menyesatkan.
Twitter juga dirasa melanggar kewajiban perjanjian untuk mendapatkan persetujuan Musk sebelum mengubah kegiatan bisnis. Ini merujuk pada PHK yang dilakukan perusahaan sebelumnya.
Pada akhirnya pembatalan itu membuat Musk dan Twitter bertemu di meja hijau. Twitter tetap ingin bos SpaceX itu melanjutkan kesepakatan pembelian. Saat itu direncanakan sidang lima hari dimulai pada 17 Oktober 2022.
Setelah tarik ulur, dua minggu sebelum pengadilan Musk akhirnya menyatakan siap membeli Twitter dengan nilai kesepakatan awal. Reuters melaporkan keputusan itu dibuat untuk Musk tidak berbicara di pengadilan dan mengungkapkan soal pembicaraan pembicaraan dan negosiasi dengan investor pendukungnya dalam rencana akuisisi Twitter.
Musk dituntut untuk menyelesaikan pembelian pada 28 Oktober 2022 atau akan kembali ke pengadilan. Pada akhirnya pembelian pun resmi terjadi.