5 Raksasa Teknologi Empot-empotan Perang AI, Siapa Menang?
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri teknologi tengah gempar dengan kehadiran 'pemain baru' yang langsung melejit, yakni ChatGPT besutan OpenAI. Layanan chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) tersebut baru meluncur pada akhir 2022 lalu, lantas sudah memecahkan rekor dari segi pengguna aktif.
Dalam kurun waktu 2 bulan, ChatGPT memilik 100 juta pengguna aktif. Padahal, raksasa teknologi lain sedang 'goyang' karena kondisi ekonomi yang tak stabil. Badai PHK ada di mana-mana, tetapi ChatGPT mampu berdiri tegak.
Tak heran jika pemain lama seperti Google, Microsoft, dkk merasa terancam dengan kehadiran ChatGPT. Raksasa teknologi berbondong-bondong mengerahkan sumber daya mereka untuk 'perang AI' melawan ChatGPT. Berikut 5 di antaranya, dirangkum CNBC Indonesia, Senin (13/2/2023).
Microsoft
Microsoft beberapa saat lalu mengumumkan bakal mengintegrasikan teknologi AI ke dalam software-nya, seperti Word, Excel, dll. Tak tanggung-tanggung, yang bakal mengembangkan teknologi tersebut adalah OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT.
Ini bukanlah hal mengejutkan. Pasalnya, Microsoft memang merupakan salah satu perusahaan pertama yang menanam modal di OpenAI untuk membangun ChatGPT.
Beberapa jurnalis sudah diberi kesempatan untuk menjajal teknologi AI terbaru Microsoft yang dinamai 'Promotheus', sebelum dirilis untuk publik. Menurut jurnalis Semafor, "Microsoft mencoba mengorientasi kembali layanannya di tengah badai AI yang menghebohkan dunia".
Raksasa mesin pencari yang satu ini terbiasa menjadi 'raja inovasi' di sektor teknologi. Sayangnya, kali ini Google tertinggal dari OpenAI, sebuah startup kecil berbasis San Francisco. Namun, Google tak tinggal diam dan buru-buru membuat pesaing ChatGPT yang dinamai 'Bard'.
Dalam ajang pengenalannya pekan lalu, Bard menunjukkan informasi yang tak akurat. Hal ini sontak memicu kritik dari banyak orang, bahkan dari karyawan Google sendiri. Ke depan, Google diharapkan bisa lebih fokus dan menggarap produk AI-nya dengan lebih hati-hati.
Baidu
Bukan cuma raksasa teknologi Amerika Serikat saja yang keok. Baidu, raksasa yang kerap disebut Google-nya China, turut meramaikan perang AI.
Baidu tengah mengembangkan chatbot yang dinamai 'Ernie Bot' atau dalam Bahasa China disebut 'Wenxin Yiyan". Baidu sesumbar AI ini berbasis dari teknologi mereka yang sebenarnya sudah diperkenalkan sejak 2019 lalu.
Google ala Tirai Bambu ini mengatakan pengujian internal akan kelar di Maret mendatang. Harga saham Baidu langsung melambung tinggi setelah pengumuman ini dibuat.
Alibaba and JD.com
Dua raksasa e-commerce asal China, Alibaba dan JD.com juga mengatakan bakal menyematkan teknologi serupa ChatGPT di layanan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa bukan cuma industri mesin pencari yang geger, tetapi toko online pun ikut yakin bahwa AI adalah masa depan.
Saat ini, Alibaba dan JD.com sesumbar tengah mengembangkan chatbot mereka. Sebelumnya, JD.com telah menutup layanannya di Thailand dan Indonesia karena alasan efisiensi.
Opera
Salah satu perusahaan teknologi yang paling baru mengumumkan bakal punya chatbot seperti ChatGPT adalah opera. Layanan browser ini mengatakan akan menambahkan sidebar untuk menyematkan tool berbasis AI.
Dalam demo yang dipamerkan, fitur Opera bernama 'shorten' tersebut mampu memberikan ringkasan dari sebuah topik untuk memudahkan pengguna mempelajari informasi tertentu dengan lebih cepat dan ringkas.
"Kami sangat senang melihat banyaknya program pengembangan seperti Google Bard. Kami juga akan membangun dan memberikan pengalaman baru bagi pengguna untuk browsing dalam waktu dekat," kata Kepala Kemitraan Strategis dan Ekosistem AI Opera, Per Wetterdal, dikutip dari TheVerge.
(tib)