
Dulu Banjir Modal, Startup Quick Commerce di Ujung Tanduk?

Jakarta, CNBC Indonesia - Lanskap fundraising atau pendanaan yang kini sedang mengering disebut sebagai ujian yang mengungkapkan keberlanjutan dari model bisnis startup quick commerce.
"Perusahaan yang benar-benar bertahan di winter ini akan terbukti selamat dari situasi pasar yang turun. Jadi sedikit banyak, pasar melakukan banyak pekerjaan untuk kami," kata Jessica Koh, direktur investasi di Vertex Ventures, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (20/12/2022).
Salah satu "seleksi pasar" yang ekstrem terjadi di sektor bisnis quick commerce. Quick commerce adalah platform belanja yang bisa mengirimkan pesanan sampai ke tangan pelanggan hanya dalam waktu kurang dari 30 menit.
Perusahaan quick commerce Indonesia Bananas mengumumkan pada bulan Oktober bahwa mereka menutup operasi e-grocery setelah gagal menjalankan roda bisnis.
Perusahaan e-grocery yang berbasis di Indonesia, HappyFresh, menghentikan operasinya di Malaysia setelah tujuh tahun, sedangkan Grab menghentikan layanan perdagangan cepat GrabMart Kilat di Indonesia.
Jika dilihat secara global, beberapa perusahaan global seperti Gopuff, Gorillas, Jiffy, Getir, Zapp dan Buyk, mengumumkan pemutusan layanan, pivot strategi, atau PHK.
"Model quick commerce 15 menit di Asia Tenggara sangat sulit karena unit ekonominya sangat negatif. Ukuran keranjang dan ukuran pesanan cukup kecil," kata Teo dari Altara Ventures.
Dengan banjir suntikan dana yang sekarang tersapu, makin jelas perusahaan mana yang tidak siap menghadapi lingkungan yang penuh tantangan saat ini, kata Tan dari Insignia.
Potensi pasar quick commerce di Indonesia sebelumnya telah menarik sejumlah startup untuk menggarap sektor ini dan mengundang minat investor sebagai pendukung mereka. Dana bernilai miliaran rupiah telah ditanamkan ke startup quick commerce.
Namun para startup juga harus bersaing dengan pemain besar dari peritel raksasa hingga para unicorn.
Astro adalah salah satu yang paling banyak menyedot modal. Terakhir, startup ini mengumpulkan US$27 juta atau sekitar Rp 395 miliar melalui pendanaan Seri A yang dipimpin oleh Accel dan Sequoia Capital India.
Lalu, ada Dropezy yang terakhir mengumumkan pendanaan pra-seri A senilai $2,5 juta. Selain Forge Ventures sebagai investor utama, founder Kopi kenangan dan Bukukas ikut memodali startup ini. Waktu pengiriman yang dijanjikan oleh Dropezy adalah 20 menit ke berbagai titik di wilayah Jabodetabek.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Incaran Konglomerat, 5 Startup Sayur-Buah Kini Tutup Layanan