
Incaran Konglomerat, 5 Startup Sayur-Buah Kini Tutup Layanan

Jakarta, CNBC Indonesia - Startup yang menyediakan layanan belanja sayur buah online menjadi sektor yang menjadi magnet investasi bagi para konglomerat. Namun ternyata beberapa pemain startup di industri tersebut terpaksa harus melakukan PHK pegawai bahkan sampai menutup layanan.
Di tengah tekanan yang tengah dialami oleh perusahaan teknologi di seluruh dunia, startup yang menyediakan layanan pembelian dan pengiriman produk pangan segar kini harus menghadapi banyak pemain baru.
Saingan baru mereka adalah perusahaan yang menyediakan layanan quick commerce, yaitu platform belanja online yang menawarkan barang tiba kurang dari 1 jam ke tangan konsumen.
Seperti yang terjadi pada Stoqo. Startup yang menjual sembako secara online untuk bisnis kuliner itu beroperasi untuk terakhir kali pada 22 April 2020.
Lalu, yang terbaru ada HappyFresh yang harus rela menutup layanan di beberapa lokasi operasi mereka. Selain dua startup tersebut, ada beberapa lainnya yang terpaksa harus menutup layanan, beberapa bahkan harus merumahkan karyawan. Siapa saja? berikut selengkapnya:
1. Stoqo
Startup yang menjual sembako secara online untuk bisnis kuliner itu berhenti beroperasi pada 22 April 2020.
Satu hari sebelum penutupan, manajemen mengumpulkan karyawan yang mengabarkan penghentian operasional perusahaan. Stoqo juga mengumumkan penghentian layanan pada website resminya.
Startup itu memasok bahan makanan segar seperti cabai, telur dan ampas kopi ke gerai makanan atau restoran. Pada akhirnya, pandemi Covid-19 membatasi ruang usaha dan melemahkan bisnis Stoqo.
Stoqo dilaporkan memiliki 250 karyawan sejak pertama kali didirikan. Sejumlah investor juga telah menggelontorkan dana bagi perusahaan termasuk Alpha JWC Ventures, Mitra Accel, Insignia Ventures Partners dan Monk's Hill Ventures.
2. Tanihub
Hal serupa terjadi pada startup pertanian, Tanihub. Pada Februari tahun ini mereka menghentikan operasional dua gudang yakni di Bandung dan Bali.
Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group, Bhisma Adinaya, mengatakan, ditutupnya dua gudang itu agar pihaknya bisa mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan B2B yaitu horeka, ritel modern, grosir UMKM, dan mitra strategis.
"Nantinya, serapan hasil panen petani pun juga akan makin besar dan tentunya akan turut memperkuat sisi hulu kami," ujar Bhisma dalam keterangan yang diterima CNBC Indonesia.
"Dengan demikian kami menghentikan juga seluruh kegiatan yang berkaitan dengan B2C [melayani rumah tangga]," imbuhnya.
TaniHub juga melakukan PHK karyawan. PHK terhadap karyawan ini merupakan dampak dari ditutupnya operasional gudang di Bandung dan Bali tersebut. Namun perusahaan tidak menyebut jumlah karyawan yang terdampak PHK.
Tanihub bukan satu-satunya startup e-groceries yang goyah. Paling baru adalah Brambang. Dalam pengumuman di akun Instagramnya, layanan tersebut telah ditutup sejak 27 Mei 2022 lalu.
![]() |
3. Brambang
Layanan Brambang yang sebelumnya bergerak di sektor groceries disebutkan akan beralih ke marketplace smartphone dan elektronik. Perusahaan juga tak menyinggung alasan penutupan layanan tersebut.
"Halo pelanggan setia Brambang.com. Terima kasih atas kepercayaan Anda selama ini, kami informasikan bahwa layanan groceries Brambang akan berhenti pada Jumat, 27 Mei pkl 19.00 WIB," tulis akun Brambang.com. "Jangan khawatir, kami akan terus melayani Anda melalui bisnis layanan kami @brambangelektronik
4. Sayurbox
Beberapa waktu lalu, startup Sayurbox juga diketahui menutup gerai milik mereka yang diberi nama Tokopanen. Kabarnya, Tokopanen ditutup karena kinerjanya tidak terlalu baik. Dampak penutupan Tokopanen terhadap jumlah tenaga kerja Sayurbox tidak diketahui.
Tentang penutupan Tokopanen, VP of People Culture & General Affair Sayurbox Lady Meiske mengatakan bahwa, meskipun sewa Tokopanen tidak diperpanjang, Sayurbox terus memperluas bisnisnya.
Hal ini adalah upaya Sayurbox untuk fokus ke area bisnis yang menghasilkan laba (profitable), sebagai bentuk adaptasi dengan situasi ekonomi.
"Kami akan memperluas lini bisnis kami seperti perkebunan, F&B, dan ekspansi platform daring Sayurbox di Jakarta dan Surabaya," kata Lady kepada CNBC Indonesia, Jumat (23/9/2022).
Lady optimistis Sayurbox berada di posisi yang kuat untuk terus berkembang secara berkelanjutan dengan bekal fundamental bisnis yang kuat, fokus ke bisnis yang berkelanjutan, dan pendanaan seri C yang dibukukan pada awal tahun ini.
Sayurbox baru meraih pendanaan Seri C senilai lebih dari US$ 120 juta atau lebih dari Rp 1,7 triliun. Pendanaan ini dipimpin oleh Northstar dan Alpha JWC Ventures, dengan partisipasi dari International Finance Corporation (IFC).
Investor Sayurbox sebelumnya, yakni Astra, Syngenta Group Ventures, serta Global Brain, dan beberapa investor lainnya juga turut berpartisipasi dalam pendanaan ini.
Pendanaan Seri C ini didapat kurang dari setahun setelah pendanaan Seri B senilai US$ 15 juta (Rp 216 miliar) yang dipimpin oleh Astra.
![]() |
5. Happy Fresh
Happyfresh menutup layanan di sejumlah wilayah, seperti di Malaysia hingga sebagian Jakarta, Indonesia.
Laman Lowyat melaporkan terdapat pemberitahuan dalam aplikasi HappyFresh mengumumkan seluruh tokonya di Malaysia akan ditutup sementara. Perusahaan hanya menyebutkan kebijakan akan berlangsung hingga masalah bisa diselesaikan.
HappyFresh juga tidak menjelaskan masalah apa yang dimaksud. Perusahaan hanya menyebutkan butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikannya, demikian dikutip Jumat (23/9/2022).
Namun baru 10 hari setelah kabar tersebut, HappyFresh kemarin (22/9) kembali mengumumkan dimulainya kembali operasi bisnis di Indonesia. Namun, mereka masih mengkaji potensi membuka kembali operasi di Thailand dan Malaysia.
Ini terjadi setelah suntikan dana segar untuk mendukung operasi HappyFresh di Indonesia, pasar yang paling menguntungkan di antara tiga wilayah HappyFresh beroperasi.
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Startup Layanan Sayur & Buah Tutup, Karena Pandemi?