
Kolaborasi Pemerintah & Pebisnis Bikin Investasi Berkualitas

Jakarta, CNBC Indonesia - Berkaca pada kenaikan angka investor pasar modal Indonesia yang mencapai angka 10 juta, lika-liku perjalanan investasi ternyata tidak menyurutkan minat investor ritel di Indonesia dalam jangka waktu panjang.
Dari segi perkembangan sektor fiskal, Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI, Adi Budiarso, menyebutkan tahun depan menjadi fase konsolidasi fiskal dan investor ritel. Hal ini berpotensi untuk mendorong sektor keuangan lebih inklusif.
"Pada 2023, pertumbuhan ekonomi global dinilai akan cenderung menurun. Namun, Indonesia dipercaya akan menjadi engine growth dengan estimasi tingkat pertumbuhan sampai 5% dan mendorong pemulihan ekonomi lewat konsolidasi fiskal," ujar Adi dalam siaran pers, Rabu (1/12/2022).
Menurutnya, optimisme ini muncul dilatarbelakangi oleh beragamnya jenis investasi berkualitas yang dilakukan investor ritel serta didorong dengan literasi keuangan yang memadai. Adi mengatakan tingginya angka investor ritel juga bisa diterjemahkan sebagai dukungan bagi sektor industri untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan berdaya saing.
Dalam kesempatan yang sama, Co-Founder Pluang, Claudia Kolonas, mengatakan bahwa antusiasme investor ritel perlu dibarengi oleh kesadaran melek risiko finansial yang tinggi.
"Di platform multi-aset seperti Pluang, kami bangga melihat antusiasme para investor ritel yang dapat mendiversifikasi asetnya dalam satu platform sekaligus sesuai resiko instrumen investasinya," kata Claudia.
Pengalaman investasi yang ideal bukan hanya soal beragamnya portofolio aset, melainkan juga aksesibilitas serta mitigasi risiko keuangan. Menurut Claudia, ketertarikan masyarakat Indonesia untuk berinvestasi pada produk beresiko tinggi, tidak menjadi masalah jika pengguna melakukan diversifikasi portofolio.
"Yang penting dipahami oleh para investor yang memilih investasi pada produk beresiko tinggi adalah bagaimana diversifikasi aset dapat membantu memitigasi risiko, contohnya dengan mengalokasikan sebagian portofolionya ke kelas aset lain yang relatif lebih stabil, seperti emas atau reksa dana," tambahnya.
Kesuksesan jangka panjang industri pun bergantung pada cara membangun bisnis yang berkelanjutan. Dengan optimisme di momentum pemulihan ekonomi ini, Pluang yakin bahwa akses ke produk investasi bukan hanya menjadi faktor terpenting dalam menghasilkan kekayaan di era transformasi digital, tapi juga menjadi cara mendorong perekonomian nasional.
Dari sisi regulator lainnya, penting juga untuk memiliki langkah proaktif untuk bersinergi dalam melindungi investor ritel.Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A Ona Retnesti Swaminingrum mengatakan investor ritel sudah memiliki akses luas dan keberanian untuk berinvestasi. Sayangnya, keberanian seringkali tidak dibarengi oleh pengetahuan finansial sehingga rentan dari segi keamanan digital maupun keuangan.
"Hal ini menjadi pekerjaan bersama bagi instansi pemerintah terkait dan pelaku industri untuk memastikan praktik investasi yang berkualitas lewat sinergi dan kerja sama dalam melakukan pengawasan dan penegakan hukum di sektor ini," ujar Ona.
Wakil Ketua Umum II AFTECH Aldi Haryopratomo mengatakan data KSEI menunjukkan bahwa mayoritas investor pasar modal berusia di bawah 30 tahun. Penting bagi para regulator, pelaku bisnis dan asosiasi seperti AFTECH untuk mendidik dan mengayomi generasi muda agar mereka lebih sadar akan manfaat dan resiko dari berinvestasi.
Bulan Fintech Nasional terdiri dari berbagai acara yang menjadi wadah bagi pemerintah/regulator, startup fintech, dan pemangku kepentingan utama lainnya di ekosistem keuangan digital Indonesia dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Program-program edukasi dan literasi ini diharapkan dapat mendorong adopsi fintech dengan menghasilkan pengguna baru, serta meningkatkan kesadaran konsumen terhadap perkembangan, manfaat, serta risiko penggunaan fintech dan layanan keuangan digital.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pluang Ajak Masyarakat Optimistis Capai Impian Finansial