China Punya 'Obat Mujarab' Atasi Anak Kecanduan Game Online

Jakarta, CNBC Indonesia - Anak muda di China dilaporkan membatasi kecanduan akan video game. Klaim tersebut sejalan dengan aturan pemerintah setempat soal pembatasan bermain game bagi usia muda.
Sejak Agustus 2021, pemerintah melarang anak-anak untuk bermain game lebih dari tiga jam seminggu. Satu tahun setelah larangan, laporan dari Komite Grup Industri Game mengatakan 75% gamer muda bermain dalam waktu yang ditentukan itu, dikutip dari BBC, Kamis (24/11/2022).
Larangan bermain game diterapkan pada beberapa perusahaan. Termasuk Douyin, Tiktok versi China, yang melarang anak di bawah 14 tahun menggunakan platform selama lebih dari 40 menit sehari.
Namun pembatasan bermain game nampaknya tidak akan efektif karena masuknya musim dingin dan lonjakan kasus Covid-19 di China. Kedua fenomena tersebut membuat masyarakat akan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, termasuk anak-anak.
BBC menuliskan beberapa orang tua akhirnya mengizinkan anak-anak untuk mengakses akun mereka. Dengan begitu anak-anak bisa terhibur selama di rumah.
Selain anak-anak, orang tua di China juga mulai menggemari bermain game. Banyak penghuni panti jompo bermain game online sebagai cara terhubung dengan cucu mereka, seperti dilaporkan surat kabar China Daily.
Terkait laporan tersebut, pakar pasar games di Asia Niko Partners mengatakan latar belakang laporan merupakan penurunan pendapatan di China.
Pendiri Niko Partners, Lisa Cosmas Hanson berpendapat kemungkinan masa depan akan lebih positif. Dia beralasan karena adanya momentum ekonomi, e-sports, game PC dan gamer berjumlah lebih dari 700 juta orang.
"Dengan persetujuan permainan lagi dan penyesuaian peraturan anak muda di tingkat lokal, kami melihat pandangan lebih positif yang mulai berkembang," jelasnya.
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
