Google Ungkap Kondisi Terbaru Startup RI dan Penyebab PHK

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
31 October 2022 07:45
ini Deretan Startup Unicorn, Soonicorn, dan Centaur
Foto: Infografis/ ini Deretan Startup Unicorn, Soonicorn, dan Centaur /Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Laporan baru Google, Temasek dan Baik & Company membeberkan kondisi terbaru startup di Indonesia. Selain itu juga mengungkapkan penyebab badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi belakangan ini.

Dalam laporan itu diungkapkan ekonomi digital Asia Tenggara tumbuh lebih cepat dari tahun 2022 dan diperkirakan mencapai US$200 miliar atau Rp 3.100 triliun pada total transaksi yang dilakukan tahun ini. Hasil tersebut didapatkan tiga tahun lebih cepat dari proyeksi sebelumnya, serta barang dagangan bruto (GMV) yang meningkat 20% dari tahun lalu sebesar US$161 miliar.

Pada laporan 2016, memperkirakan ekonomi di enam negara besar Asean yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, mendekati US$200 miliar pada GMV tahun 2025 mendatang.

Indonesia sendiri menyumbang hampir 40% atas total GMV tahun ini. "Dengan pertumbuhan GMV sekitar 22% YoY, ekonomi digital Indonesia bernilai US$ 77 miliar pada 2022 dan dapat menyentuh angka US$130 miliar pada 2025, dengan e-commerce sebagai pendorong utama," ungkap laporan tersebut.

Selain itu penetrasi tinggi dalam teknologi fintech dengan layanan keuangan digital diharapkan bisa mempertahankan momentum menuju 2025. Pertumbuhan pembayaran digital mencapai belasan persen dan platform investasi meningkat jadi sekitar 75%.

Alasan badai phk

Laporan juga menyinggung pendanaan pada enam bulan pertama 2022, yang tercatat konstan (302 vs 300 pada semester I-2021). Namun secara nilai transaksinya menurun sekitar 40% atau berkurang US$2 miliar karena investor memprioritaskan profitabilitas serta adanya kekhawatiran mengenai valuasi perusahaan tahap akhir.

Pendanaan yang kering itu juga membuat sejumlah startup yang melakukan PHK. Tercatat pendanaan swasta hingga tengah tahun sebesar US$3 miliar, dan layanan keuangan digital mengklaim memiliki bagian terbesar yakni US$1,5 miliar pada periode yang sama dengan fokus investor pada pembayaran B2B dan layanan pinjaman.

Pada pendanaan swasta e-commerce dan layanan ride hailing mengalami penurunan, sebab raksasa teknologi seperti Goto, Grab dan Bukalapak menjadi perusahaan publik. Blibli juga dalam proses melakukan penawaran umum perdana.

Laporan itu juga mencatat sebagian besar pemodal (VC) menganalisa valuasi perusahaan terus berkurang dan yang pulih hanya sebagian kecil saja. Dilaporkan 75% investor 75% investor memperkirakan valuasi perusahaan berkurang setidaknya 10-30% tahun 2022, dan setengahnya menyatakan penurunan akan kembali berlanjut dari tahun 2022.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tsunami PHK, Segini Pegawai Startup yang Jadi Korban 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular