Bye Jakarta, Startup E-Commerce Kini Perang di Daerah Ini

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
28 October 2022 17:05
Pedagang merapikan minyak kemasan di pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis,6/1/2022. Harga komoditas minyak goreng terus mengalami kenaikan secara signifikan pada akhir tahun 2021 lalu. Memasuki 2022, harganya masih belum juga mengalami penurunan, bahkan terus naik.
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), secara nasional harga minyak goreng curah pada 29 Desember lalu hanya Rp 18.400/Kg. Pada 5 Januari 2022 atau kemarin, menyentuh Rp 18.550/Kg.

Pantauan CNBC Indonesia di pasar Ciputat, salah satu pedagang warung grosir sembako Ichsan mengatakan harga Minyak kiloan Rp21.000/kg dan harga minyak dalam kemasan Rp38.000 per liter. Kemudian ke warung lain Matondang menjual minyak kemasan nya seharga Rp37.000 dan minyak kiloanya seharga Rp20.000/kg. 

Kenaikan harga minyak goreng saat ini dipengaruhi oleh harga crude palm oil (CPO) dunia yang naik menjadi US$ 1.340/MT. Kenaikan harga CPO ini menyebabkan harga minyak goreng ikut naik cukup signifikan.

Namun selain CPO ada juga faktor lain yakni kenaikan harga minyak nabati dunia. Penyebab kenaikan harga karena gangguan cuaca yang menekan tingkat produksi minyak nabati dunia.

Merespons tren kenaikan harga minyak goreng yang pada akhir Desember 2021 mencapai Rp18.492/liter atau mengalami peningkatan 8,31 persen, pemerintah segera memprioritaskan penyediaan minyak goreng dengan harga terjangkau, yang sekaligus bertujuan mengadakan stabilisasi harga.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memastikan produksi minyak goreng kemasan berharga Rp14 ribu per liter akan dimulai paling lambat minggu depan. Untuk tahap awal, pemerintah akan menunjuk 5 produsen minyak goreng sebagai pelaksana produksi. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Penjualan Minyak Goreng (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontribusi e-commerce menjadi yang terbesar terhadap ekonomi digital Asia Tenggara, diperkirakan mencapai US$131 miliar. Hal ini diungkap oleh Google, Temasek, dan Bain & Company dalam laporan e-Conomy SEA 2022.

E-commerce mendekati adopsi penuh di antara pengguna digital di perkotaan Asia Tenggara, termasuk Jakarta. Di seluruh wilayah perkotaan, konsumen kaya dan digital native muda mengambil bagian terbesar dari ekonomi digital.

Namun, adopsi dan belanja oleh konsumen perkotaan tapi dengan anggaran terbatas, dan konsumen di kota pinggiran atau suburban, masih tetap lebih rendah.

Dalam laporan kali ini, Google, Temasek dan Baik & Company menggabungkan Kota Tingkat 1 dan Tingkat 2 menjadi 'perkotaan'. Kemudian memperluas cakupan penelitian ke kota-kota Tier 3 yang disebut sebagai wilayah suburban.

Di wilayah suburban, adopsi e-commerce masih ada di angka 74%. Cukup jauh dibandingkan wilayah kota besar yang sudah mencapai 92%.

Ini membuat para pemain e-commerce atau digital lainnya untuk mencari cara yang lebih berkelanjutan secara ekonomi supaya bisa melayani konsumen yang ada di wilayah tersebut.

Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksikan ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh hingga 2025. Saat ini, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai sekitar US$77 miliar pada 2022, meningkat 22% dari tahun sebelumnya.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Korban Penipuan Ecommerce RI Makin Banyak, Cek Data Terbaru!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular