
Elon Musk Keduluan, China Uji Coba Kereta Cepat 1.000 km/jam

Jakarta, CNBC Indonesia - China sukses mendului miliarder Elon Musk membuat kereta super cepat. Negara tersebut mengklaim berhasil uji coba kereta hyperloop di jalur uji 2 kilometer di wilayah China Utara.
Outlet media yang dikelola pemerintah melaporkan kereta melaju dengan kecepatan mencapai 130 kilometer per jam. Namun, desainnya bisa menghasilkan kecepatan hingga 1.000 km/jam, dikutip dari IFL Science, Rabu (26/10/2022).
Dengan hasil tersebut berpotensi menjadi yang pertama di dunia membangun dan menguji desain seperti itu dan berencana untuk jalur uji 60 kilometer yang sedang dalam proses.
Sebagai informasi, Hyperloop menggunakan teknologi maglev. Saat ini, teknologi masih digunakan untuk bentuk kereta cepat (bullet train) dengan kecepatan tinggi.
Namun teknologi Hyperloop membawa ke tingkat berikutnya dengan menempatkan kereta dalam ruang hampa udara, baik sebagian atau penuh. Tanpa hambatan udara dan gesekan, kereta melaju dengan cepat dan efisien. Bahkan, penumpang melaporkan tidak merasakan kecepatan yang ditempuh.
Elon Musk diketahui memiliki perusahaan yang juga sedang mengembangkan kereta super cepat.
Pada November 2022, perusahaan milik Richard Bronsin, Virgin Hyperloop juga menguji coba dengan membawa penumpang dan diklaim memiliki kecepatan mencapai 1.000 km/jam.
Pada uji coba itu, dua orang karyawan menumpang Virgin Hyperloop dengan menempuh jarak 500 meter dalam waktu 15 detik saja. Lokasi pengujian berada di gurun Nevada. Nantinya kereta bisa membawa 28 orang dalam satu kali perjalanan.
Kereta itu membawa penumpang dalam pod kecil lewat tabung hampa udara. Dengan kecepatan 1.080 km/jam bisa menempuh Los Angeles menuju San Fransisco dalam 45 menit.
Dengan kecepatan itu bisa menghemat waktu lebih banyak dibandingkan menggunakan kendaraan seperti mobil. Menurut Google Maps, jarak LA-San Fransisco 614,5 km dan bisa ditempuh selama 5 jam 42 menit.
Sayangnya, tak lama setelah pengujian perusahaan memberhentikan setengah staf mereka dan mengumumkan tidak akan lagi mengangkut manusia dengan kereta tersebut.
[Gambas:Video CNBC]