Satu Lagi Startup Sayur Buah Tutup, PHK Gede-gedean?
Jakarta, CNBC Indonesia - Satu lagi startup e-groceries memutuskan untuk menutup layanannya, yaitu Bananas. Perusahaan mengumumkan keputusan itu dalam unggahan Story di akun Instagram resminya beberapa waktu lalu.
"Kami telah beroperasi sejak Januari 2022, membangun brand bersama dengan grup yang cerdas dan brilian yang selalu berupaya 100% memberikan layanan dan pengalaman berkualitas tinggi bagi pelanggan kami. Kami telah berkembang dengan mantap dan cepat dari bulan ke bulan selama 10 bulan terakhir," tulis Bananas.
"Dari lubuk hati, kami ingin terus melayani pelanggan setia kami. Namun setelah beroperasi selama berbulan-bulan sambil terus bereksperimen dengan berbagai bagian bisnis, kami tidak bisa melihat bagaimana unit ekonomi bisa bekerja".
Dalam unggahan tersebut, Bananas mengumumkan akan menghentikan operasional setelah menjual sisa persediaan produknya. Perusahaan juga memastikan para pekerja yang terdampak keputusan penutupan layanan tersebut akan bisa melewatinya dengan lancar.
"Kami bekerja dengan jaringan teman dan kolega di industri kami untuk menempatkan talenta terbaik kami yang terdampak agar memastikan bisa mendarat dengan lancar selama transisi," ungkap perusahaan.
Bananas mengungkapkan keputusan itu akan membuat perusahaan lebih baik dan kuat di masa depan. Perusahaan menambahkan penutupan itu bukan perusahaan namun berharap dapat melayani lagi di masa depan.
"Hari ini bukan perpisahan. Kami bersemangat untuk masa depan dan berharap bisa melayani Anda lebih baik lagi dengan inovasi baru yang akan datang," kata Bananas.
Sebelum Bananas, sudah banyak startup yang menyetop layanan e-groceries atau quick commerce mereka. Traveloka, misalnya, menutup Traveloka Mart yang baru beroperasi 6 bulan. Kemudian, ada Brambang yang beralih menjadi e-commerce elektronik.
TaniHub juga sudah menutup layanan business-to-consumer mereka dan kini fokus ke pelanggan bisnis seperti hotel dan restoran. Happy Fresh yang sempat menutup operasi mereka, kini kembali melayani konsumen di Indonesia tapi memutuskan untuk menghentikan layanan di Malaysia dan Thailand.