Hacker Curi Rp1,5 Triliun, Binance Bekukan Transaksi

Redaksi, CNBC Indonesia
07 October 2022 15:30
Changpeng Zhao, CEO dan Pendiri bursa kripto Binance (REUTERS/Darrin Zammit Lupi)
Foto: Changpeng Zhao, CEO dan Pendiri bursa kripto Binance (REUTERS/Darrin Zammit Lupi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Platform blockchain milik Bianance, BNB Chain, sempat dibekukan setelah seorang peretas memanfaatkan celah pada sistem untuk mendulang aset kripto bernilai triliunan rupiah.

"Karena ada aktivitas yang tidak biasa, kami menghentikan BSC untuk sementar," kata BNB Chain di Twitter. BNB Chain terdiri dari dua infrastruktur, yaitu BNB Beacon Chain dan BNB Smart Chain. Binance kemudian mengonfirmasi bahwa penghentian sementara tersebut adalah respons dari "potensi pemanfaatan celah".

Pergerakan token di blockchain mengisyaratkan sekitar 2 juta token BSC (nilanya diperkirakan mencapai US$590 juta/sekitar Rp 9 triliun) menjadi target peretas. Namun, menurut BNB Chain, total aset yang berhasil dicuri hanya sekitar US$100 (sekitar Rp 1,5 triliun).

Penghentian transaksi di BNB Chain tidak mudah, karena blockchain tersebut didesain sebagai infrastruktur terdesentralisasi yang tidak bisa dikendalikan oleh entitas tunggal.

BSC, kepada Coinbase, membenarkan bahwa mereka harus berkoordinasi dengan banyak pihak untuk menghentikan aktivitas di blockchain, setelah menemukan keanehan di protokol BSC Token Hub. BSC Token Hub berperan sebagai entitas kliring untuk transaksi antar-blockchain yang terafiliasi dengan Binance.

"Kami berterima kasih atas kecepatan dan kolaborasi komunitas dalam membekukan dana," tulis BSC lewat Twitter.

BNB, lewat Twitter, memastikan "semua dana aman" dan menyatakan akan "membantu membekukan semua transfer".

Dugaan peretasan di plaform Binance terjadi setelah Tether menyatakan sebuah dompet kripto yang ada di dalam daftar hitam mereka menerima 2 juta token BNB.

Rumor bahwa transaksi tersebut terkait peretasan, belum bisa dikonfirmasi. Namun, karena dompet kripto penerima "0x489A..." masuk dalam daftar hitam Tether, ada dugaan kuat transaksi ini merupakan tindak kejahatan.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warning Keras FBI, Platform Ini Sasaran Empuk Copet Kripto

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular