Ngeri! Bumi Ternyata Pernah Dilanda Kegelapan Selama 2 Tahun

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Jumat, 30/09/2022 09:30 WIB
Foto: Pemandangan Bumi dari Luar Angkasa (Twitter/@Inspiration4)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekitar 66 juta tahun silam, hantaman dahsyat asteroid memusnahkan dinosaurus dan banyak makhluk hidup lain. Tak hanya itu, terjadi pula masa kegelapan di Bumi selama dua tahun yang menimbulkan akibat parah.

Riset dari California Academy of Sciences mengungkap jelaga sisa kebakaran hutan memenuhi atmosfer dan menghalangi sinar Matahari setelah tabrakan asteroid tersebut.

Asteroid besar itu menghantam wilayah yang sekarang adalah Teluk Meksiko, dengan perkiraan memusnahkan sekitar 75% kehidupan di Bumi pada kala itu.


Kejadian ini menarik para peneliti untuk mempelajarinya lebih lanjut. Dalam sebuah studi, peneliti menemukan pemicu utama kepunahan adalah awan abu dan partikel jelaga yang menyebar melalui atmosfer.

Mereka mengatakan awan ini akan bertahan hingga dua tahun, menempatkan sebagian besar Bumi dalam kegelapan, dan menyulitkan apa pun untuk tumbuh atau bertahan hidup.

Kehidupan di daerah sekitar tumbukan pun terbunuh, tetapi ada lebih banyak kerusakan yang signifikan pada tahun-tahun setelah tabrakan dengan asteroid.

Salah satu dampaknya seperti gelombang pasang, banjir, dan perubahan lingkungan besar-besaran, termasuk memuntahkan partikel ke atmosfer yang menyebar ke seluruh dunia.

Sementara Bumi diselimuti kegelapan, para peneliti mengatakan fotosintesis - proses yang digunakan tanaman untuk tumbuh - akan gagal.

Ini menyebabkan keruntuhan ekosistem, bahkan setelah sinar matahari kembali, penurunan fotosintesis akan berlanjut selama beberapa dekade, tim peneliti itu menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan Live Science, dikutip dari Daily Mail, Jumat (30/9/2022).

Kegelapan atmosfer ini disebabkan oleh runtuhan batu hancur dan asam sulfat dari tabrakan yang terbentuk sebagai awan di langit, mendinginkan suhu global dan menghasilkan hujan asam - yang menyebabkan kebakaran hutan dimulai.

"Skenario musim dingin nuklir" ini, seperti yang pertama kali diusulkan pada 1980-an, memainkan peran utama dalam kepunahan massal, jelas Peter Roopnarine, penulis riset.

Meskipun diteorikan selama lebih dari empat dekade, hanya dalam dekade terakhir model telah dikembangkan untuk melihat bagaimana kegelapan ini berdampak pada kehidupan.

"Pemikiran umum sekarang adalah bahwa kebakaran hutan global akan menjadi sumber utama jelaga halus yang akan melayang ke atmosfer atas," kata Roopnarine.


(dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat