Terungkap! Perusahaan 'Buang' Rp 1,5 T Buat Meeting Online
Jakarta, CNBC Indonesia - Waktu meeting selama pandemi ternyata mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat. Begitu juga rapat mingguan yang mencapai lebih dari dua kali lipat.
Data tersebut berasal dari Microsoft Corp berdasarkan ribuan pengguna softwarenya. Data itu berasal sejak Februari 2020 lalu.
Pertemuan virtual itu "cenderung lebih menuntut secara kognitif, lebih rentan pada gangguan dan kurang efektif dalam banyak hal daripada secara langsung," kata tim peneliti dalam studi yang meneliti bagaimana pola komunikasi berubah setelah lockdown pandemi terjadi pada 2020, dikutip dari The Star, Rabu (28/9/2022).
Penurunan waktu rapat memang terjadi sebanyak 84% dalam satu tahun terakhir, ungkap data terbaru dari Microsoft. Namun dalam periode yang sama rapat yang tumpang tindih meningkat 46%.
Responden survei Steven Rogerlberg, profesor ilmu organisasi, psikologi dan manajemen di University of North Carolina di Charlotte, mengungkapkan pada akhirnya mereka melakukan lebih banyak tugas pada 70% pertemuan yang tidak perlu.
Survei itu meminta 632 karyawan pada 20 industri. Tujuannya mempelajari kalender mingguan mereka dan mengukur berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk rapat dan dapatkan dari mereka serta cara menanggapi undangan.
Karyawan ternyata menghabiskan rata-rata sekitar 18 jam seminggu dalam rapat. Mereka juga hanya bisa menolak 14% undangan padahal memilih mundur dari 31% undangan.
Mereka pada akhirnya menghadiri pertemuan tidak penting untuk menghabiskan sekitar US$25 ribu per karyawan setiap tahun dan memproyeksikan US$101 juta per tahun atau setara Rp 1,5 triliun (asumsi Rp 15.000/US$) untuk organisasi manapun dengan lebih dari 5000 karyawan.
"Rapat memang mengendalikan kita dan rapat yang buruk memiliki biaya sangat besar," kata Rogelberg. "Anda mendapat undangan rapat dan berkata 'Saya tidak perlu berada di sana' namun mengatakan ya mengapa?"
(npb/roy)