Bos Telkom: Transformasi Digital di RI Butuh Banyak Talenta

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
23 September 2022 14:04
Telkom
Foto: Dok Telkom

Jakarta, CNBC Indonesia - Transformasi digital Indonesia dinilai menghadapi tantangan kekurangan talenta/SDM digital. Direktur Digital Bisnis PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Muhamad Fajrin Rasyid menyebut saat ini permintaan industri ICT terhadap talenta digital sangat tinggi dan melampaui dari talenta yang ada dan tersedia.

"Indonesia saat ini kekurangan talenta digital yang mengancam pertumbuhan industri teknologi dengan prakiraan unrealized output senilai US$ 21,8 miliar," jelas Fajrin dikutip dari keterangan resmi, Jumat (23/9/2022).

Mengutip Bank Dunia, Fajrin memaparkan, pertumbuhan pesat sektor teknologi sepanjang 2015 hingga 2030 akan membuat Indonesia kekurangan 9 juta tenaga terlatih dan semi terlatih di bidang teknologi.

Selain itu, setidaknya pada 2018 sebanyak 1.000 perusahaan teknologi aktif mencari talenta digital. Angka perusahaan tersebut justru meningkat 5 kali lipat dari 2017. Menurut dia, data dari kementerian menunjukkan adanya kekurangan terhadap kebutuhan talenta teknologi sebanyak 600 ribu per tahun.

Dia memaparkan, Telkom berkomitmen mendukung pengembangan inovasi dan talenta digital Indonesia. Setidaknya ada tiga wadah inkubasi Telkom untuk menampung dan mengembangkan ide inovasi dari internal maupun eksternal, seperti Tribe, Amoeba, dan Indigo.

"Selanjutnya ide yang telah diinkubasi dan dikembangkan oleh startup akan dibantu dalam mengelola dana serta mendorong perusahaan startup tersebut untuk menemukan investor melalui corporate modal ventura, MDI Ventures," kata dia.

Diketahui saat ini MDI memiliki Assets Under Management (AUM) sebesar US$ 830 juta dan lebih dari 70 portofolio, di mana tiga di antaranya menjadi unicorn dan 11 di antaranya sudah melewati tahap investment akhir (IPO dan M&A).

Menurut Fajrin, keberhasilan transformasi digital membutuhkan perubahan pola pikir yang radikal pada bisnis, digitalisasi, dan para talenta. Keberhasilan transformasi digital juga membutuhkan prasyarat, yakni fokus pada kebutuhan konsumen.

"Jangan merasa terlalu nyaman dengan bisnis inti, jangan menolak terhadap perubahan, jangan terlalu lambat berinovasi, dan jangan takut dengan risiko," tegas dia.

"Selain itu dibutuhkan strategi bisnis yang tepat, andalkan rekomendasi staf internal apa yang dibutuhkan dan yang tidak dibutuhkan dalam operasional sehari-hari, masukan pelanggan dibutuhkan untuk customer experience, budaya agile startup menjadi kebutuhan, dan pastikan transformasi digital yang dilakukan tidak menggantikan tenaga kerja," pungkasnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Telkom dan Huawei Kolaborasi Luncurkan Interplay Smart Home+

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular