Induk Facebook Efisiensi Gede-gedean, Bakal PHK Massal?
Jakarta, CNBC Indonesia - Meta sedang mencari cara untuk melakukan efisiensi dengan memotong biaya sebesar 10% dalam beberapa bulan mendatang. Hal tersebut diketahui dari sebuah laporan yang diterbitkan Wall Street Journal.
Pemotongan biaya kemungkinan akan mencakup pengurangan karyawan karena reorganisasi departemen bisnis internal. Langkah itu diperkirakan akan dimulai dalam beberapa bulan ke depan, demikian dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (23/9/2022).
Untuk laporan pendapatan kuartal kedua bulan Juli, perusahaan induk Facebook melaporkan kenaikan biaya dan pengeluaran sebesar 22% dari tahun ke tahun dengan total hampir US$20,4 miliar.
Perusahaan telah banyak berinvestasi dalam metaverse dengan harapan bahwa teknologi yang belum dikembangkan akan menghasilkan penjualan besar-besaran.
Meta juga melaporkan penurunan pendapatan pertama kalinya dari tahun lalu, dan memperkirakan selama panggilan pendapatan itu bahwa penjualannya turun lagi di kuartal ketiga.
Chief Product Officer Chris Cox sebelumnya mengatakan kepada karyawan dalam sebuah memo bahwa perusahaan berada dalam masa-masa serius.
Dia menambahkan, "Kita perlu mengeksekusi dengan sempurna di lingkungan pertumbuhan yang lebih lambat, di mana tim seharusnya tidak mengharapkan adanya insinyur dan anggaran baru."
Meta saat ini menghadapi tantangan yang signifikan dalam bisnisnya karena beberapa faktor. Pembaruan privasi utama Apple untuk iOS 14 tahun lalu mempersulit Meta untuk memberikan informasi demografis terperinci kepada pengiklan tentang penggunanya, dan pengiklan mengalihkan pengeluaran mereka ke platform lain.
Selain itu, TikTok juga telah memengaruhi pertumbuhan pengguna perusahaan.
Perusahaan media sosial lainnya termasuk Snap, Twitter dan Pinterest juga menghadapi tantangan serupa.
Saham Meta naik kurang dari 1% pada perdagangan menjadi $146,33 pada hari Rabu. Namun, saham telah merosot lebih dari 56% sepanjang tahun, jauh lebih buruk daripada S&P 500, yang turun kurang dari 20%, dan NASDAQ Composite yang sarat teknologi, yang turun sekitar 26%.
(dem)