'Kiamat ATM' Makin Dekat, Bos BI Ungkap Fakta Terbaru

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
15 September 2022 13:50
Pembeli membayar belanjaanya dengan menggunakan aplikasi pembayaran digital QRIS (QR Code Indonesian Standard) untuk transaksi dagang di pasar Badung, Denpasar, Bali, Selasa, (30/8/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pembeli membayar belanjaanya dengan menggunakan aplikasi pembayaran digital QRIS (QR Code Indonesian Standard) untuk transaksi dagang di pasar Badung, Denpasar, Bali, Selasa, (30/8/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas digital semakin mengubah kebiasaan orang. Termasuk di dunia perbankan dimana transaksi secara digital terus mengalami peningkatan.

"Seluruh layanan perbankan secara digital tahun ini diperkirakan naik menjadi Rp 51.000 triliun," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (Fekdi) 2022 yang berlangsung di Bali beberapa waktu lalu.

Perry mengatakan transaksi ekonomi dan keuangan digital terus mengalami peningkatan. Misalnya e-commerce dimana transaksinya tahun ini melesat 31% menjadi RP 536 triliun. Penggunaan uang elektronik juga diperkirakan naik 18% menjadi RP 360 triliun.

Perry mengatakan ekonomi digital jadi penyelamat untuk Indonesia. Dengan begitu dapat keluar dari krisis ekonomi yang terjadi saat pandemi Covid-19.

"Dengan sinergi dan kolaborasi erat, Indonesia selamat dari Covid-19 dan sangat didukung cepatnya ekonomi keuangan digital Indonesia," jelas Perry.

Pada Mei lalu, data BI mengungkapkan transaksi uang elektroniknya nilainya tumbuh 35,35% atau mecapai Rp 31 triliun. Selain itu nilai transaksi digital banking meningkat 20,82% menjadi Rp 3.766,7 triliun.

Transaksi dengan kartu ATM, debit atau kredit sebenarnya juga mengalami peningkatan. Namun tipis yakni 5,43% (yoy) menjadi Rp 630,9 triliun.

BI juga terus mendukung sistem pembayaran digital. Ini terlihat dari beberapa inisiatif yang diluncurkan oleh lembaga tersebut.

Misalnya tahun lalu meluncurkan digitalisasi pembayaran jalan tol dan transaksi ritel. Pada 2019, sebelum pandemi, BI telah merilis blue print digitalisasi pembayaran Indonesia.

"Dalam lima tahun kita digitalkan sistem pembayaran, karena tidak ada transaksi ekonomi dan keuangan yang tidak melalui sistem pembayaran," kata Perry.


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kiamat Atm Tak Terhindarkan, Ambil Duit Makin Susah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular