Ahli Sebut Pneumonia Misterius Lebih Mematikan dari Covid-19

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
07 September 2022 08:30
Ventilator Pernapasan. (Istock/sturti)
Foto: Ilustrasi/Ventilator Pernapasan. (Istock/sturti)

Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini, Argentina diserang wabah langka yakni pneumonia misterius. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan tiga orang meninggal dunia, sedangkan beberapa orang lainnya sakit parah setelah menderita pneumonia yang belum diketahui penyebabnya ini.

Kasus terjadi di delapan petugas kesehatan dan satu pasien lainnya di klinik swasta di San Miguel de Tucumán, Argentina, kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic, dikutip CNN, Rabu (7/9/2022).

Lebih lanjut ia mengatakan sampel kasus yang terjadi telah dianalisis untuk Covid-19, influenza dan hantavirus, tetapi semuanya dinyatakan negatif. Saat ini sampel sedang menjalani analisis lebih lanjut.

Organisasi Kesehatan Pan Amerika mengatakan orang yang meninggal memang memiliki masalah kesehatan bawaan, dan tidak ada kontak dekat mereka yang mengalami gejala.

Menurut Jake Dunning, seorang dokter peneliti senior Universitas Oxford, dalam sebuah pernyataan yang didistribusikan oleh Science Media Centre, sangat penting untuk menunggu hasil penyelidikan kesehatan masyarakat sebelum menarik kesimpulan tentang sifat penyakit.

"Yang dilaporkan, saat ini sekelompok kecil kasus penyakit pernapasan akut parah yang tidak dapat dijelaskan di Tucuman, Argentina adalah acara langsung dan penyelidikan sedang berlangsung," terangnya.

Ia memahami akan ada banyak spekulasi mengenai penyebab pneumonia ini, terutama setelah peristiwa pandemi di dua tahun terakhir. Namun ia mengatakan masyarakat memang benar-benar perlu untuk menunggu hasil dari kesehatan masyarakat dan investigasi klinis yang sedang berlangsung.

Biang kerok pneumonia misterius

Gejala pneumonia misterius ini disebut mirip Covid-19, meliputi demam tinggi, sesak napas, nyeri otot, dan perut.

Pejabat kesehatan Argentina mengatakan bahwa legionnaire adalah penyakit yang dicurigai sebagai penyebabnya. Bakteri legionella ditemukan secara alami di lingkungan air tawar, tetapi juga dapat tumbuh dan menyebar di saluran air, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Legionnaire sering ditularkan ketika orang menghirup tetesan kecil yang terkontaminasi di udara, atau kadang-kadang dari air yang mengandung bakteri.

Menteri Kesehatan Carla Vizzotti mengatakan bahwa orang yang berusia di atas 50 tahun dengan kondisi tertentu dapat sangat berisiko. Perokok atau mantan perokok yang memiliki masalah paru-paru dikatakan lebih berpotensi terpapar.

Penyakit ini pertama kali muncul pada 1976 silam di kelompok veteran American Legion di Amerika Serikat dan telah dikaitkan dengan air yang terkontaminasi.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid Ternyata Serang Otak, Mata, hingga Ginjal Manusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular