Arab Saudi Cari Startup Haji dan Umrah RI, Mau Dikasih Duit

dem, CNBC Indonesia
05 September 2022 07:55
Peziarah Muslim yang datang ke tanah suci dari seluruh dunia, menunaikan salat Jumat di sekitar Ka'bah di Masjidil Haram di kota suci Mekkah, Arab Saudi, Jumat (1/7/2022). Arab Saudi kembali mengizinkan jamaah haji luar negeri untuk beribadah ke negara mereka pada musim haji tahun ini usai 2 tahun terganggu covid. (Photo by Islam Yakut/Anadolu Agency via Getty Images)
Foto: Peziarah Muslim yang datang ke tanah suci dari seluruh dunia, menunaikan salat Jumat di sekitar Ka'bah di Masjidil Haram di kota suci Mekkah, Arab Saudi, Jumat (1/7/2022). Arab Saudi kembali mengizinkan jamaah haji luar negeri untuk beribadah ke negara mereka pada musim haji tahun ini usai 2 tahun terganggu covid. (Photo by Islam Yakut/Anadolu Agency via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Arab Saudi siap mengucurkan ratusan juta dolar untuk memodali startup Indonesia. Salah satu startup yang dicari anak buah Raja Salman adalah perusahaan yang bergerak di bidang haji dan umrah.

Arab Saudi akan mengucurkan modal ke startup RI lewat dana investasi patungan (joint fund) yang dibentuk bersama Yayasan Nexticorn. Rencananya separuh dari dana investasi berasal dari kantung pemerintah Saudi, sedangkan sisanya berasal dari berbagai pihak di Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Informasi Teknologi Arab Saudi Abdullah bin Amer Alswaha memaparkan lima bidang bisnis yang menjadi fokus Arab Saudi dalam berinvestasi di ekosistem startup Indonesia. Pertama, adalah umrah dan haji.

"Paling awal, adalah yang paling jelas [low hanging fruit], yang dua negara punya keunggulan komparatif masing-masing," katanya, beberapa waktu lalu.

Abdullah mengaku sering mendengar tentang penipuan di industri perjalanan umrah dan haji. Dia menilai industri ini sangat potensial didisrupsi dengan teknologi digital dalam berbagai bidang mulai dari travel, kesehatan, logistik, hingga e-commerce.

Selain itu, menurutnya, perusahaan rintisan yang mencari solusi teknologi untuk industri haji dan umrah tidak hanya berpotensi mendulang profit, tetapi juga memiliki tujuan yang mulia. "Bayangkan potensi, smart and connected haji dan umrah."

Kedua, adalah logistik. Tantangan logistik di Indonesia yang menyita 20%-30% dari produk domestik bruto sangat berat.

Jika ada startup yang mampu memecahkan permasalahan di Indonesia, model yang sama berpotensi diterapkan di wilayah mana pun termasuk di Arab Saudi. Arab Saudi adalah salah satu simpul jaringan perdagangan global karena Laut Merah dilewati oleh 10% dari kapal pembawa kargo.

Ketiga dan keempat, adalah teknologi kesehatan (healthtech) dan teknologi pendidikan (ed-tech). Abdullah menjelaskan kedua bidang ini cenderung tanpa batas. Dia mencontohkan salah satu startup pendidikan Arab Saudi yang produknya ternyata banyak diakses dari Afrika.

Kelima, adalah inklusi finansial. Keberhasilan Indonesia menarik lebih banyak orang untuk mengakses layanan finansial, termasuk perempuan dan penduduk di area terpencil menarik perhatian Abdullah. "Jika joint fund sudah ada besok, ini lima area kunci."

Komitmen pembentukan dana investasi patungan (joint fund) antara Arab Saudi dan Indonesia adalah bagian dari nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Ketua Yayasan Nexticorn Rudiantara dengan perwakilan dari Center for Digital Entrepreneurship Arab Saudi.

Dana investasi tersebut, jelasnya, dialokasikan untuk mendanai startup RI yang valuasinya sudah melampaui US$1 miliar (unicorn) atau mendekati US$1 miliar (soonicorn). Pendanaan ini, salah satunya, dikucurkan untuk mendorong perusahaan teknologi Indonesia menjadi perusahaan multinasional dengan berekspansi ke pasar Timur Tengah.

"Nanti dikembangkannya tidak hanya untuk pasar Indonesia saja, tetapi pasar Arab Saudi yang kemudian menjadi hub untuk MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara)," kata Rudiantara.


(dem) Next Article Arab Saudi Siap Modali Startup RI, Minimal Ratusan Juta Dolar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular